Masih ingat film berjudul Waterworld yang dibintangi Kevin Costner? Ternyata seperti itulah gambaran Bumi dahulu, tidak ada daratan, permukaannya sepenuhnya air.
Demikian diungkap dalam laporan penelitian yang publikasi di Nature Geoscience belum lama ini. Bukti yang ditemukan dalam catatan geologis menunjukkan bahwa sekitar 3,2 miliar tahun lalu, Bumi yang kini berusia 4,5 miliar ditutupi lautan.
Temuan ini membantu menjawab pertanyaan soal bagaimana organisme sel tunggal pertama kali muncul sekitar 3,5 miliar tahun lalu. Khususnya apakah bemula dari kolam air tawar di daratan atau laut asin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejarah kehidupan di Bumi melacak relung yang tersedia. Jika dulunya dunia dipenuhi air, maka ceruk kering tidak akan ada," kata Boswell Wing, Geobiolog dari Universitas Colorado Boulder seperti dilansir dari Science Alert, Senin (3/3/2020).
Pada mulanya tim peneliti mencari tahu suhu awal Bumi guna menjawab pertanyaan yang telah lama terbukti sulit untuk dipecahkan. Apakah planet ini jauh lebih hangat, lebih dingin atau malah suhunya sama seperti saat ini ketika kehidupan muncul.
![]() |
Boswell Wing berserta rekan penulis studinya bernama Benjamin Johnson harus menggali bukti tanah lautan purba. Dan mereka menemukan potong itu di pedalaman Australia Barat Laut, di sebuah situs bernama Panorama.
Situs geologis itu adalah rumah bagi sepotong kerak samudera berusia 3,2 miliar tahun. Terdapat sisa kulit luar kerak, di sisi lain terdapat pangkalan yang mengungkap di mana air muncul melalui lubang hidrotermal di dasar laut.
"Tidak ada sampel air lautan purba yang betul-betul tergeletak di sekitarnya. Tetapi kami memiliki batu yang berinteraksi dengan air laut itu dan mengingat interaksi itu," kata Johnson.
Dengan mempelajari bebatuan tersebut, mereka dapat menganalisis air yang melewatinya. Mereka mengumpulkan lebih dari seratus sampel di seluruh wilayah.
Kunci analisis mereka adalah mencari isotop, atau bukti oksigen yang telah terperangkap di batu. Mereka mencari Oxygen-16, isotop yang lebih ringan, dan Oxygen-18, yang lebih berat.
"Meskipun perbedaan massa ini tampak kecil, mereka sangat sensitif," kata Wing.
Saat ini, massa daratan di Bumi menyerap isotop oksigen yang lebih berat dari air, yang diawetkan di tanah basah yang kaya akan tanah liat.
Para peneliti percaya bahwa alasan jumlah Oksigen-18 yang mereka temukan dalam sampel Panorama adalah karena tidak ada tanah, atau daratan, untuk menyerap isotop. Tapi itu tidak mengabaikan fakta bahwa pulau-pulau kecil mungkin ada.
"Tidak ada dalam apa yang kami lakukan yang mengatakan tak mungkin memiliki mikro-benua kecil yang mencuat dari lautan," kata Wing. "Kami hanya tidak berpikir bahwa ada formasi tanah benua berskala global seperti yang kita miliki saat ini."
Tentu saja ini kemudian menimbulkan pertanyaan: kapan tepatnya benua muncul, didorong keluar dari lautan oleh lempeng tektonik yang saling berhimpitan?
Itulah langkah penelitian selanjutnya yang akan Wing dan Johnson. Tim berencana untuk menyelidiki formasi batuan yang lebih muda untuk mencoba menyatukan timeline itu.
Simak Video "Video: Rotasi Bumi Sudah Bergeser Hingga 45 cm, Kok Bisa?"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr)