Selama Corona Mewabah, Udara di China Jadi Bersih
Hide Ads

Selama Corona Mewabah, Udara di China Jadi Bersih

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 02 Mar 2020 22:02 WIB
NASA potret tingkat polusi di China menurun selama wabah virus corona.
Foto: NASA
Beijing -

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menangkap gambar citra satelit yang mengejutkan di wilayah China, negara asal-muasal munculnya virus corona yang saat ini tengah mewabah ke penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Polusi yang biasanya menyelimuti China, khususnya ibu kota mereka, yaitu Beijing, kini tiba-tiba menghilang. Tingkat polusi di Negeri Tirai Bambu itu menurun drastis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut ilmuwan NASA, hilangnya nitrogen dioksida (NO2) yang bersumber dari kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dan fasilitas industri lainnya, karena corona yang tengah mewabah di China.

ADVERTISEMENT

Gambar citra satelit yang pertama kali diambil pada periode 1-20 Januari ketika para warga China belum dikarantina gegara corona, polusi di negeri ini masih terlihat.

Kemudian keadaan berubah. Pada tanggal 10-25 Februari, selama warga China dikarantina, polusi dari gas berbahaya jadi 'santapan sehari-hari' mendadak menghilang. Penurunan ini terjadi ketika produsen China berhenti bekerja dalam upaya memerangi virus corona.

Tingkat polusi di China menurun drastis saat wabah virus corona berlangsung.Tingkat polusi di China menurun drastis saat wabah virus corona berlangsung. Foto: NASA

Selain di Beijing, penurunan polusi juga terjadi di Wuhan, tepat covid-19 pertama kali ditemukan.

"Ini adalah pertama kalinya saya melihat penurunan dramatis di area seluas itu untuk hal tertentu," kata Fei Liu, seorang peneliti kualitas udara di Pusat Penerbangan Luar Angkasa NASA dilansir dari The Guardian, Senin (2/3/2020).

Liu menyebutkan, menurunnya tingkat kadar polusi di China pernah terjadi selama Olimpiade 2008 lalu. Namun bedanya dengan yang terjadi sekarang, ketika itu tingkat polusinya naik lagi setelah pesta olahraga tersebut berakhir.

Penurunan level NO2 ini juga bertepatan dengan perayaan Imlek, di mana notabene warga di sana mudik. Begitu pun bisnis dan pabrik umumnya tutup di China.

"Tahun ini tingkat pengurangan lebih signifikan daripada tahun-tahun sebelumnya dan itu telah berlangsung lebih lama. Saya tidak terkejut karena banyak kota di seluruh negeri telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan penyebaran virus," pungkas Liu.




(agt/rns)