Ngeri! Gletser di Kutub Bumi Mencair Lebih Cepat
Hide Ads

Ngeri! Gletser di Kutub Bumi Mencair Lebih Cepat

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 03 Jan 2020 20:35 WIB
Lapisan es di Kutub mencair lebih cepat. NASA
Jakarta - Hasil terbaru berdasarkan pengamatan satelit selama lima dekade menunjukkan perubahan sangat besar terhadap gletser. Lapisan es di kutub utara dan selatan Bumi ini mencair lebih cepat secara masif akibat pemanasan global.

Sebagian besar data berasal dari misi Landsat yang telah berjalan lama, terdiri dari serangkaian satelit pengamatan Bumi yang dikelola NASA dan Geological Survey Amerika Serikat.

Memiliki data puluhan tahun dari satu baris satelit yang sama, membuat misi ini lebih mudah digunakan untuk melihat perubahan dari waktu ke waktu. Meski demikian, satelit lain yang tidak dalam rangkaian misi ini pun melihat perubahan serupa, betapa lapisan es Bumi mencair dalam kecepatan yang semakin mengkhawatirkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Kumpulan gambar Landsat dari gletser yang difoto antara tahun 1972 hingga 2019 ini memungkinkan ahli glasiologi Mark Fahnestock dari University of Alaska, Fairbanks, merangkainya dalam video berdurasi 6 detik yang menunjukkan perubahan kondisi lapisan es yang begitu signifikan.

"Kami sekarang memiliki catatan panjang dan terperinci yang memungkinkan kami melihat apa yang terjadi di Alaska. Ketika kalian memutar film-film ini, kalian merasakan betapa dinamisnya sistem ini dan seberapa tidak stabilnya aliran es," kata Fahnestock dalam pernyataan NASA.

Dikutip dari Space.com, gletser merespons pemanasan global dengan berbagai cara. Sebagai contoh, gletser di Alaska cukup stabil ketika satelit Landsat pertama mengintipnya pada 1972.

Kemudian posisi gletser mulai mundur dengan cepat pada pertengahan 1980-an, saat ini berada 20 kilometer di hulu dari posisi pengamatan pertama hampir 48 tahun yang lalu.

Sementara itu, gletser Hubbard yang terdekat dari Alaska 'hanya' bergerak 5 km dalam kurun waktu yang sama. Namun dalam gambar terbaru di 2019, tampak area besar pada gletser yang memperlihatkan bagian es pecah atau dalam istilah geologi disebut calving embayment, sebuah tanda perubahan yang cepat di cakrawala.

Michalea King, mahasiswa doktor ilmu bumi di Ohio State University, memeriksa gambar Landsat yang sama dari Greenland pada tahun 1985 untuk melihat bagaimana pemanasan global mempengaruhi 200 gletser di sana. Gletser ini telah mundur rata-rata 5 km selama periode pengamatan satelit yang dipelajarinya.



"Gletser-gletser ini melahirkan lebih banyak es ke lautan daripada sebelumnya. Ada hubungan yang sangat jelas antara kemunduran jarak es dengan peningkatan kehilangan massa es dari gletser-gletser ini, selama 1985 sampai sekarang," ujarnya.

Hasil studi ini dipresentasikan para ilmuwan pada pertemuan tahunan American Geophysical Union di San Francisco pada 9 Desember 2019.


(rns/rns)