Fakta Mencengangkan Pesawat NASA yang 'Menyentuh' Matahari
Hide Ads

Fakta Mencengangkan Pesawat NASA yang 'Menyentuh' Matahari

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 07 Des 2019 15:59 WIB
Parker saat masa pembuatan. Foto: Courtesy Glenn Benson/NASA/Handout via REUTERS

Korona dianggap menjadi tempat terjadinya banyak aktivitas penting dari Matahari yang dapat memengaruhi terbentuknya Bumi. Lalu, Parker akan menembus lapisan terluar dari atmosfer Matahari tersebut dan berada sekitar 6,16 juta kilometer dari permukaan satu-satunya Bintang di dalam sistem Tata Surya tersebut.

"Saya menyadari jika angka tersebut tak terdengar cukup dekat, tapi bayangkan jika Matahari dan Bumi terpaut jarak 1 meter, Parker Solar Probe hanya akan berjarak 4 centimeter dari Matahari," ujar Dr. Nicky Fox, ilmuwan dari Inggris.

Dalam misi ini, Parker Solar Probe harus bisa bertahan menghadapi suhu dan radiasi panas luas biasa. Pesawat luar angkasa itu telah dipasangi pelindung panas yang dirancang untuk menjaga instrumen-instrumen yang ada di dalamnya tetap ada dalam suhu 29 derajat Celsius, meskipun bagian luar pesawat berhadapan dengan suhu amat panas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Parker Solar Probe dilengkapi instrumen yang dirancang untuk mengambil citra angin surya dan mempelajari bidang listrik juga magnetis, plasma korona dan partikel energetik. Tujuan NASA adalah mengumpulkan data soal cara kerja bagian dalam korona yang berdaya magnet sangat kuat.


Setelah sekian lama menjelajah, Parker saat ini jaraknya 24 juta kilometer dari Matahari. Meski angka itu tampak jauh, sebenarnya sangat dekat untuk hitungan di antariksa, kurang dari separuh jarak antara planet Merkurius dengan Matahari.

"Tiga kali pendekatan wahana sejauh ini spektakuler. Kami bisa melihat struktur magnetis dari korona, yang memberitahu kita bahwa angin Matahari muncul dari lubang kecil korona," kata Profesor Stuart Bale dari University of California, Berkeley.

Seperti disebutkan, Parker nantinya akan terbang begitu dekat dengan Matahari sampai jarak 6 juta kilometer dari permukaannya. Itu 7 kali lebih dekat dari misi sebelumnya, Helios 2 yang diterbangkan tahun 1976.
(fyk/fyk)