Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Wildlife Trust, separuh dari semua serangga mungkin telah lenyap sejak tahun 1970 lantaran kerusakan alam dan penggunaan pestisida yang berlebihan. 40% dari 1 juta spesies serangga menghadapi kepunahan pada saat ini.
Dikutip detikINET dari Guardian, studi bersangkutan dilakukan di Inggris, tapi penurunan besar populasi serangga sebelumnya juga dilaporkan di Jerman dan Brasil. Sebuah laporan global belum lama ini menyebutkan bahwa rata-rata, angka serangga menurun sebesar 2,5% per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Heboh Penemuan Ikan 'Berwajah Manusia' |
Di Inggris, 23 spesies lebah dan tawon telah punah. Kupu-kupu di sana anjlok populasinya sebesar 70% dari pertengahan tahun 1970. Akibatnya, pemangsa mereka seperti burung spotted flycatcher ikut turun jumlahnya sebanyak 93% sejak 1967.
Ilmuwan menyebut eksistensi serangga sangat penting bagi seluruh ekosistem di alam untuk membantu penyerbukan ataupun sebagai makanan bagi spesies lain.
"Tiga perempat dari tanaman kita bergantung pada penyerbukan serangga. Tanaman akan gagal berkembang. Kita tidak akan punya buah seperti stroberi. Kita tidak bisa memberi makan 7,5 miliar orang tanpa serangga," cetus penulis riset ini, profesor Dave Goulson dari University of Sussex.
Goulson menyebut ada lebih dari 70 studi menunjukkan penurunan populasi serangga di berbagai tempat. Namun demikian, masih banyak studi perlu dilakukan, khususnya di luar Eropa dan Amerika Utara.
"Kami tidak bisa memastikan, tapi dalam soal jumlah, kita mungkin kehilangan 50% atau lebih serangga kita sejak 1970, bisa lebih lagi. Kita tidak tahu dan itu menakutkan. Jika kita tidak menghentikannya, akan ada dampak besar bagi seluruh kehidupan di Bumi dan manusia," katanya.
(fyk/fyk)