Disebutkan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, sampah antariksa yang ketinggiannya di bawah 600 km berpotensi jatuh. Setiap satelit atau sampah antariksa orbitnya pasti melewati ekuator, sehingga peluang jatuh di daerah ekuator sangat besar dibandingkan dengan di wilayah lintang tinggi.
"Jadi dilihat dari probabilitasnya, Indonesia yang merupakan negara ekuator terbesar sangat potensial kejatuhan satelit atau sampah antariksa," kata Thomas menjelaskan kepada detikINET.
Namun jangan cemas, perbandingan luasnya daerah jelajah dengan ukuran satelit atau sampah antariksa sangat jauh, sehingga kemungkinan untuk membahayakan manusia menurut Thomas sangat kecil.
"Karena wilayah Bumi khususnya wilayah Indonesia sebagian besar tidak berpenduduk, yaitu berupa laut, hutan, maka probabilitas untuk membahayakan manusia kecil sekali. Secara umum probabalitasnya lebih banyak jatuh ke wilayah yang tidak berpenduduk karena di Bumi ini presentasi jumlah wilayah yang berpenduduk kecil sekali dibandingkan luas Bumi," urainya.
![]() |
(halaman selanjutnya: Dampak Kejatuhan Sampah Antariksa)