'Tempat Pendaratan di Bulan Harus Jadi Cagar Budaya'
Hide Ads

'Tempat Pendaratan di Bulan Harus Jadi Cagar Budaya'

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 20 Jul 2019 16:35 WIB
Bumi yang terlihat dari Bulan. Foto: Getty Images
Jakarta - Tranquility Base, tempat di mana astronot Apollo 11 menginjakkan kaki untuk pertama kali di Bulan, seharusnya mendapatkan perlindungan dan semacam status cagar budaya. Demikian disampaikan oleh kepala badan antariksa European Space Agency (ESA).

Dikutip detikINET dari Guardian, tempat tersebut rentan dengan kerusakan dari misi masa depan oleh manusia. Padahal menurut Jan Worner sang kepala ESA, lokasi yang didatangi Neil Armstrong dan Edwin "Buzz" Aldrin itu menyimpan momen bersejarah ketika manusia mencapai lokasi antariksa.

"Tempat pendaratan Apollo 11 adalah cagar budaya dunia untuk kemanusiaan. Ini adalah dimensi lain dalam perjalanan ke tempat lain di alam semesta kita," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Saat ini, bagaimana nasib jejak kaki para astronot, 3 kendaraan rover dan 100 item lain yang diletakkan manusia di sana tidak diketahui. Dan di masa depan, benda-benda itu makin terancam lantaran saat ini berbagai lembaga antariksa berlomba pergi ke Bulan.

Tak cuma Tranquility Base, tempat di mana Uni Soviet mendaratkan rover pertama di Bulan pada tahun 1970 juga harus dilestarikan. Rover bernama Lunokhod 1 itu adalah satu di antara lusinan wahana Soviet yang berada di Bulan.

Tapi ada halangan jika cagar budaya di Bulan diminta diresmikan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Itu karena harus ada negara yang mendaftarkan, padahal luar angkasa disebut sebagai milik semua, bukan kepunyaan suatu negara. Tapi menurut Jan, itu bukan masalah.

"Lindungi saja, itu cukup. Lindungi dan buat semua orang setuju," kata dia, menambahkan bahwa sebaiknya ada area sekitar 50 meter di lokasi pendaratan yang tidak boleh diusik.


(fyk/fyk)