Pemenang dari sayembara ini berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa sebesar 390.000 Dirham (Rp 1,5 miliar). Beasiswa ini bisa digunakan untuk mengenyam pendidikan selama empat tahun di jurusan Bachelor of Design di Dubai Institute of Design and Innovation (DIDI).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdollah menambahkan bahwa kompetisi yang ditutup pada tanggal 7 Juli mendatang ini bertujuan menginsipirasi desainer game masa depan. Tidak hanya itu, ia juga ingin publik mengetahui bagaimana ilmu desain dan inovasi bisa diterapkan di sektor teknologi.
Karena ditujukan untuk astronot yang akan menghabiskan waktu lama dalam perjalanan menuju Mars, game ini harus memenuhi beberapa kriteria. Partisipan harus memastikan bahwa game buatan mereka dapat mendotong kesehatan mental dan fisik astronot di masa depan.
"Selama beberapa dekade terakhir sejak manusia mulai hidup di luar angkasa, diakui bahwa waktu senggang untuk orang-orang di lingkungan terbatas sangat penting dan memiliki efek stimulasi pada keadaan mental dan kebugaran astronot," tulis panduan sayembara tersebut.
"Tetapi, ketika berada di Mars, banyak dari aktivitas luang ini menjadi tidak mungkin, seperti video call atau melihat Bumi," sambungnya.
Konsep game yang bisa dikembangkan beragam, mulai dari mainan yang bergantung pada kondisi gravitasi nol, video game yang menggunakan VR, atau game olahraga yang mendorong aktivitas fisik seperti sepakbola.
Game ini juga harus memungkinkan astronot melakukan aktivitas atletik dan menjaga kapasitas otot, kepadatan tulang dan kesehatan kardiovaskular, khususnya dalam perjalanan antariksa yang sangat lama.
Tonton juga: Uni Emirat Arab Cari Developer Game untuk Astronot
(rns/rns)