Dalam laporan terbaru NASA di jurnal sains Astronomy, danau tersebut disebut sangatlah dalam, mencapai 100 meter dan dipenuhi oleh metana. Ya, bulan terbesar kedua yang ada di sistem tatasurya ini memang mempunyai hujan metana yang mengisi danau yang sangat dalam tersebut.
"Setiap kali kami mendapat penemuan baru di Titan, Titan menjadi lebih misterius. Namun pengukuran baru ini bisa membantu menjawab sejumlah pertanyaan inti. Kita kini bisa lebih mengerti kondisi hidrologi di Titan," ujar Marco Mastrogiuseppe, ilmuwan radar Cassini di Caltech dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti menemukan siklus hidrologi di Titan terbilang serupa dengan di Bumi. Tentu saja dengan sebuah perbedaan besar, yaitu awan dan hujannya bukan terbuat dari air, melainkan terbuat dari metana dan etana.
Berbeda dengan di Bumi, baik metana maupun etana bisa tetap berbentuk cairan di Titan karena suhu di bulan itu sangatlah dingin, bisa mencapai minus 178 derajat celcius.
"Titan adalah satu-satunya dunia di luar Bumi di mana kita bisa melihat cairan ada di permukaannya. Beberapa dari kami bahkan menyebut Titan sebagai Bumi di luar sistem tatasurya," ujar Rosaly Lopes, ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA.
Danau ini pun tak selalu terisi oleh cairan karena diduga ada perubahan musim di sana. Danau tersebut terisi cairan ketika Cassini pertama menemukannya. Namun ketika Cassini kembali lagi ke area tersebut danau tersebut dalam kondisi kering.
Dari bukti yang ada bisa diasumsikan cairan di danau tersebut bisa saja menguap atau terserap oleh permukaan Saturnus. Jadi 'danau bayangan' ini bisa menjadi bukti adanya perubahan musim di Titan.
Namun situasinya memang tak semudah itu. Pasalnya dua observasi itu dilakukan dengan instrumen yang berbeda, yaitu radar dan kamera inframerah yang ada di Cassini, dan sayangnya kedua instrumen tersebut tak bisa difungsikan secara bersamaan.
Ketika Cassini pertama melihat danau ini, kondisinya terlalu gelap untuk menggunakan kamera, alhasil yang dipakai adalah radar, demikian dikutip detikINET dari Space, Kamis (18/4/2019).
(asj/krs)