"Apa yang kita butuhkan sekarang adalah urgensi," kata Pence seperti dalam pidatonya di Alabama, AS, seperti dikutip detikINET dari CNET, Rabu (27/3/2019).
"Ini adalah kebijakan yang dinyatakan pemerintah ini dan Amerika Serikat untuk mengembalikan astronot Amerika ke Bulan dalam lima tahun ke depan," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pence juga menyoroti ketergantungan NASA terhadap roket milik Rusia dalam setiap misi ke orbit. Ia berharap dalam misinya mengantarkan astronot AS ke Bulan di masa depan, NASA akan menggunakan roket dan kapsul awak buatannya sendiri atau buatan perusahaan seperti SpaceX dan Boeing.
"Perempuan pertama dan laki-laki berikutnya yang berada di Bulan akan menjadi astronot Amerika, diluncurkan oleh roket Amerika dari tanah Amerika," ucap Pence.
Walaupun diberi tenggat waktu yang ketat, saat ini NASA masih memiliki banyak kendala yang harus diselesaikan. Mereka telah fokus untuk membangun roket raksasa yang disebut Space Launch System (SLS) yang nantinya akan digunakan dengan kapsul awak yang dinamakan Orion.
Tapi pembangunan SLS masih sering mengalami penundaan dan terkendala biaya. Roket ini awalnya direncanakan mulai diluncurkan pada tahun 2017, tapi terpaksa diundur hingga tahun 2021.
Belum lagi anggaran NASA yang terus dipangkas oleh Kongres AS untuk menutupi biaya pembangunan dinding di perbatasan Meksiko. Saat ini NASA hanya memiliki porsi 0,5% dari anggaran federal, jauh lebih sedikit dibandingkan anggaran saat puncak perlombaan luar angkasa pada tahun 1960-an yang mencapai 4,4%.
Jika SLS tidak bisa diluncurkan sesuai waktu yang ditentukan, maka NASA akan terpaksa menggunakan roket buatan swasta, seperti roket Falcon Heavy buatan SpaceX.
Tapi Administrator NASA Jim Bridenstine mengatakan pihaknya menerima tantangan tersebut dan optimistis NASA akan mencapainya dengan tepat waktu.
"NASA akan melakukan segalanya untuk memenuhi tenggat waktu tersebut," ucap Bridenstine.
Tonton juga video AS Pertanyakan Sertifikasi Laik Terbang Boeing 737 Max 8: