LAPAN melakukan analisa dari data satelit penginderaan jauh multiyear dan kondisi cuaca yang terpantau dari data satelit.
Kepala Bagian Humas LAPAN Jasyanto mengungkapkan, ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya banjir di Sentani, yaitu yaitu curah hujan yang besar, morfologi dan bentuk daerah aliran sungai (DAS) yang curam serta ada indikasi kerusakan lahan dalam bentuk pembukaan lahan di berapa tempat di daerah aliran sungainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil analisa satelit cuaca Himawari-8 yang diambil pada 16-17 Maret 2019 ini menunjukkan curah hujan diestimasi lebih dari 50 mm dan curah cukup untuk menyebabkan banjir di suatu tempat.
LAPAN menyertakan pula gambar wilayah Sentani dilihat kacamata satelit. Morfologi DAS sangat curam itu ditandai dengan garis kuning dalam gambar adalah batas DAS. Kondisi ini menyebabkan air yang mengalir akan deras jika terjadi hujan.
![]() |
"Jika wilayah ini tidak ditumbuhi hutan lebat, maka aliran sungainya akan semakin deras. Oleh karena itu, penyebab ketiga adanya pembukaan lahan (poligon merah dalam gambar) akan mempengaruhi banjir bandang semakin deras dan melanda pemukiman yang berada di lereng daerah aliran sungai," tuturnya.
Juga ada indikasi bahwa masih terlihat batang-batang pohon yang tumbang di beberapa air menampung air hujan, seperti bendungan dan lama-kelamaan tekanan air akan menjebol batang pohon dan air akan menggelontor dengan derasnya, menyebabkan banjir bandang.
Sebagai antisipasi terjadinya hal serupa di masa mendatang, pemantauan perubahan penutup lahan perlu dilakukan dengan komperhensif, pemetaan tipe morfologi DAS sungai juga perlu dilakukan, agar dapat memberikan peringatan dini bahaya banjir dan longsor.
Jasyanto menjelaskan kalau LAPAN sedang mengembangkan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) yang dapat digunakan untuk memantau kondisi permukaan bumi Indonesia berbasis data satelit penginderaan jauh.
"Saat ini sudah tersedia di android dengan nama SIPANDORA (Sistem Pemantauan Bumi Nasional berbasis Android). Saat ini masih dalam pengembangan dan jika nanti sudah terbangun maka platform ini bisa membantu pemantauan kondisi permukaan bumi Indonesia," pungkasnya.
Simak video Dramatis! TNI Evakuasi Korban Sentani Melewati Titian Balok: