Beberapa Fakta 'Mengerikan' Pesawat Ulang Alik
Hide Ads

Beberapa Fakta 'Mengerikan' Pesawat Ulang Alik

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 01 Feb 2019 18:05 WIB
Beberapa Fakta Mengerikan Pesawat Ulang Alik
Foto: Getty Images
Jakarta - Pesawat ulang alik atau space shuttle pernah menimbulkan decak kagum ketika menjadi andalan badan antariksa NASA mengarungi angkasa. Total ada 6 pesawat jenis ini yang pernah diproduksi, yaitu Enterprise, Columbia, Challenger, Discovery, Atlantis, dan Endeavour.

Total ratusan misi dilakukan oleh beragam pesawat canggih buatan perusahaan Rockwell International tersebut. Walaupun tidak semuanya berjalan mulus, bahkan Challenger dan Columbia meledak dan menewaskan para astronot di dalamnya.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang ada beberapa hal 'mengerikan' soal pesawat ulang alik yang programnya telah dihentikan NASA ini. Apa saja? Berikut rangkumannya yang dikutip detikINET dari Forbes.


Membunuh Paling Banyak Astronot

Astronot korban ledakan Columbia. Foto: Getty Images
Ledakan mengerikan yang dialami Challenger pada tahun 1986 beberapa saat setelah mengudara membunuh 7 astronot. Kemudian ledakan Columbia pada tahun 2003 menyebabkan 7 orang astronot yang menjadi awaknya meninggal dunia.

Bayangkan saja, dua dari lima pesawat ulang alik yang dioperasikan hancur lebur di udara. Sekadar informasi, Enterprise sebagai pesawat paling awal tidak diperhitungkan karena tidak pernah digunakan dalam misi antariksa.

Dari angka kecelakaan itu, berarti pesawat ulang alik punya tingkat kegagalan 40% dan menewaskan total 14 orang. Sebagai perbandingan, misi Apollo menewaskan 3 astronot. Sedangkan misi Mercury dan Gemini berlangsung tanpa korban jiwa.

Misi antariksa China belum pernah berujung korban meninggal. Sedangkan misi Soyuz 1 dan Soyuz 11 dari Rusia menewaskan 4 orang. Berarti bisa dibilang pesawat ulang alik membunuh paling banyak astronot.

Biaya Sangat Mahal

Foto: Getty Images
NASA menyebutkan ongkos tiap misi penerbangan pesawat ulang alik menghabiskan sekitar USD 450 juta. Tapi perhitungan dari pihak lain menilai angka tersebut terlalu rendah.

Space.com menghitung program pesawat ulang alik yang berakhir pada tahun 2010 menghabiskan biaya total sekitar USD 173 miliar. Jika dibagi dengan misi yang sudah dilakukan, maka tiap penerbangan menghabiskan sekitar USD 1,3 miliar.

Perhitungan lain dari Nature mengklaim NASA menggelontokan lebih dari USD 192 miliar dari program ini berlangsung tahun 1971 sampai tahun 2010. Salah satu penyebabnya adalah beberapa perangkat harus diganti setiap peluncuran seperti tanki bahan bakar.

Nah, sebagian komponennya adalah teknologi lama mengingat pesawat itu selesai dibuat pada tahun 1980-an. Sehingga komponen yang sulit didapat, misalnya karena perusahaan pembuatnya bangkrut seiring berjalannya waktu, akhirnya harus dibuat dengan harga lebih mahal.

Tidak Pernah Terbang Sangat Tinggi

Foto: Getty Images
Banyak orang membayangkan pesawat ulang alik terbang mampu sangat tinggi sehingga jadi terkagum karenanya. Padahal kenyataannya tidaklah demikian dan malah mungkin mengecewakan.

Ketinggian yang pernah dicapai oleh deretan pesawat ulang alik paling banter 'hanya' 193 kilometer sampai 965 kilometer di atas permukaan Bumi, tergantung dengan misinya.

Ketinggian International Space Station yang dikunjungi pesawat itu hanya sekitar 321 kilometer. Atau ke teleskop Hubble, ketinggiannya adalah di kisaran 563 kilometer. NASA memang merancang pesawat ulang alik hanya untuk terbang sampai orbit rendah.

Jadi, pesawat ulang alik tidak pernah terbang sangat tinggi sampai menjelajah antariksa. Sekadar catatan, jarak antara Bumi dengan Bulan adalah 383 ribu kilometer.

Gagal Memenuhi Tujuannya

Foto: Getty Images
Rencana membuat pesawat ulang alik muncul pada tahun 1972. Tujuan NASA adalah untuk menekan ongkos karena dapat dipakai berulang kali. Tapi seiring berjalannya waktu, program ini sangat boros seperti yang telah disebutkan di muka.

Setiap pesawat ulang alik yang dibuat ditargetkan dapat melakukan 50 misi per tahun. Namun kenyataannya hanya sekitar 4 misi per tahun.

Setiap pesawat sebenarnya hanya dirancang untuk dipakai selama 10 tahun, tapi ternyata jauh melebihi waktu tersebut, bisa sampai 20 tahun. Hal itu menandakan NASA kurang berinovasi dan hanya menghabiskan semakin banyak biaya.

Seberapa buruk memangnya program pesawat ulang alik ini? "Program itu adalah sebuah kesalahan. Sekarang sudah dianggap bukanlah langkah yang tepat," kata mantan administrator NASA, Michael Griffin.

Halaman 5 dari 5
(fyk/krs)