Columbia, Pionir Pesawat Ulang Alik yang Nasibnya Amat Tragis
Hide Ads

FotoINET

Columbia, Pionir Pesawat Ulang Alik yang Nasibnya Amat Tragis

Istimewa - detikInet
Jumat, 01 Feb 2019 12:45 WIB

Jakarta - Columbia adalah pesawat ulang alik pertama yang dibuat NASA, terbang pertama kali tahun 1981. Nasibnya berakhir sangat tragis.

Pesawat ulang alik Columbia mejelang salah satu penerbangannya di Kennedy Space Center, Florida. Foto: Getty Images

Penerbangan pesawat ulang alik ini selalu mendapatkan perhatian luas dari media dan masyarakat. Foto: Getty Images

Columbia adalah pesawat ulang alik pertama buatan NASA dan diterbangkan pertama kali pada tahun 1981. Foto: Getty Images

Columbia menembus angkasa. Pesawat ini mulai dikonstruksi pada tahun 1975. Foto: Getty Images

Namanya pesawat ulang alik, Columbia bisa dipakai terbang dan pulang kembali ke Bumi berkali-kali. Foto: Getty Images

Untuk memperlambat lajunya, maka ada parasus yang dikembangkan saat mendarat. Foto: Getty Images

Untuk berpindah tempat, Columbia digendong oleh pesawat khusus Boeing 747. Foto: Getty Images

Ini adalah misi terakhir Columbia yang kemudian berujung tragedi. Foto: Getty Images

Astronot yang menjadi korban adalah Rick D. Husband, William C. McCool, Michael P. Anderson, Kalpana Chawla, David M, Brown, Lauren Clark dan Lian Ramon, astronot pertama asal Israel. Foto: Getty Images

Misi Columbia STS 107 meluncur ke angkasa pada 16 Januari 2003, merupakan penerbangan ke 113 bagi pesawat tersebut. Saat akan terbang, muncul kejadian yang akhirnya berakibat fatal. Busa pembatas terlepas dari tanki bahan bakar eksternal lalu menghujam sayap kiri Columbia. Foto: Getty Images

Melalui rekaman kamera, engineer NASA sebenarnya melihat insiden tersebut tapi tak sadar ada kerusakan yang disebabkannya. Foto: Getty Images

Para kru saat sudah berada di angkasa, tak menyadari misi tersebut berujung tragedi. Foto: Getty Images

Astronot Ilan Ramon memperbaiki fasiitas di Spacehab Double Module di Columbia. Foto: Getty Images

Astronot Kalpana Chawla terlihat sedang membaca buku prosedur. Foto: Getty Images

Kru NASA tampak bersedih mendengar berita tragis meledaknya Columbia. Columbia menembus atmosfer dan menghadapi temperatur 3.000 derajat, sebuah hal normal bagi obyek yang kembali ke Bumi sehingga ada perlindungan panas. Akan tetapi lubang di sayap Columbia membuat perlindungan pesawat tak maksimal. Akhirnya, sayap pesawat itu terbakar dan Columbia tidak lagi dapat dikendalikan. Foto: Getty Images

Rasa duka muncul di seantero negeri. Foto: Getty Images

Bendera setengah tiang pun dikibarkan di berbagai tempat. Foto: Getty Images

Usai insiden Columbia, presiden George W. Bush memutuskan menghentikan program pesawat ulang alik dan membuat sistem penerbangan baru. Pesawat ulang alik Atlantis terbang untuk misi terakhir pada Juli 2011. Foto: Getty Images

Keping-keping Columbia berjatuhan ke Bumi ke tiga negara bagian AS. Foto: Getty Images

Ketujuh astronot yang menjadi korban mendapat penghormatan terakhir. Foto: Getty Images

Militer AS membawa mereka ke tempat peristirahatan terakhirnya. Foto: Getty Images

Columbia pun tinggal kenangan setelah melakukan 113 misi selama lebih dari 22 tahun. Foto: Getty Images

(/)