Mengenang Tragedi Pesawat Ulang Alik Columbia, 7 Astronot Tewas
Hide Ads

Mengenang Tragedi Pesawat Ulang Alik Columbia, 7 Astronot Tewas

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 01 Feb 2019 11:11 WIB
Pesawat ulang alik Columbia. Foto: Getty Images
Jakarta - Pada 16 tahun silam, di musim dingin menusuk, 7 astronot NASA masuk kembali ke Bumi setelah 2 minggu berada di antariksa. Mereka menumpang pesawat ulang alik Columbia. Sayang, kepulangan yang seharusnya dirayakan itu berujung tragedi.

Misi Columbia STS 107 meluncur ke angkasa pada 16 Januari 2003, merupakan penerbangan ke 113 bagi pesawat tersebut. Tujuannya penelitian, sebuah hal yang langka karena Columbia biasanya ke angkasa untuk misi konstruksi stasiun luar angkasa.

Saat akan terbang, muncul kejadian yang akhirnya berakibat fatal. Busa pembatas terlepas dari tanki bahan bakar eksternal lalu menghujam sayap kiri Columbia. Melalui rekaman kamera, engineer NASA sebenarnya melihat insiden tersebut tapi tak sadar ada kerusakan yang disebabkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Hujaman itu ternyata menimbulkan lubang di bagian depan sayap. Dua minggu kemudian ketika kembali ke Bumi, Columbia menembus atmosfer dan menghadapi temperatur 3.000 derajat, sebuah hal normal bagi obyek yang kembali ke Bumi sehingga ada perlindungan panas.

Akan tetapi lubang di sayap Columbia membuat perlindungan pesawat tidak maksimal. Akhirnya, sayap pesawat itu terbakar dan Columbia tidak lagi dapat dikendalikan.

Dikutip detikINET dari Fox News, saat Mission Control di Bumi menyadari pesawat itu celaka, asap putih sudah terlihat di langit Texas. Kemudian, keping-keping Columbia berjatuhan ke Bumi ke tiga negara bagian AS.

Investigasi tragedi ini menyimpulkan NASA telah meremehkan potensi bahaya dari komponen busa, yang juga ternyata menjadi masalah di beberapa penerbangan NASA yang lain.

Para astronot mungkin juga dapat diselamatkan jika saja NASA tahu persis kerusakan sayap Columbia. Caranya dengan mengirimkan pesawat ulang alik lain yaitu Atlantis, untuk memulangkan para astronot. Sedangkan Columbia barangkali tidak bisa diperbaiki dan dibiarkan di angkasa.

Mungkin memang para astronot bisa berusaha memperbaikinya, namun amat berisiko dan tidak ada jaminan Columbia dapat kembali berfungsi sempurna.




Astronot yang menjadi korban adalah Rick D. Husband, William C. McCool, Michael P. Anderson, Kalpana Chawla, David M, Brown, Lauren Clark dan Lian Ramon. Setiap tahun, NASA memperingati tragedi Columbia ini dan mengenang para astronot tersebut.

Usai insiden Columbia, presiden George W. Bush memutuskan menghentikan program pesawat ulang alik dan membuat sistem penerbangan baru. Pesawat ulang alik Atlantis terbang untuk misi terakhir pada Juli 2011.



Tonton juga video 'Pencarian Jet Pribadi Emiliano Sala Terus Dilakukan':

[Gambas:Video 20detik]

(fyk/krs)