Proposal mengenai program ini pun mulai dibuat. Nantinya, proposal tersebut harus disetujui oleh seluruh jajaran penasihat badan antariksa Amerika Serikat sebelum diserahkan ke Administrator NASA Jim Bridenstine, sebagaimana detikINET kutip dari The Washington Post, Senin (3/12/2018).
Selain itu, NASA juga sedang mencari potensi yang memungkinkan logonya digunakan secara komersial. Ke depan, para astronotnya bisa saja tampil dalam iklan-iklan untuk memperkuat statusnya sebagai sebuah brand, bukan hanya lembaga pemerintahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NASA sendiri tidak pernah mengambil untung dari penggunaan logonya oleh beberapa brand. Sebut saja Vans yang belum lama ini mengeluarkan koleksi sepatu, jaket, sampai tas berlogo badan antariksa AS tersebut.
"NASA tidak menghasilkan uang ketika sebuah brand menggunakan logo dan emblem lainnya. Ini adalah logo lembaga pemerintahan. Ini bukan brand milik perusahaan swasta, jadi kami tidak meminta semacam upah untuk ini," ujar Bert Ulrich dari divisi komunikasi NASA.
Menarik untuk ditunggu berapa harga yang akan dipatok lembaga tersebut untuk menerbangkan masyarakat sipil ke angkasa. Yang pasti, langkah ini seakan mengikuti sejumlah perusahaan antariksa seperti Virgin Galactic dan Blue Origin dalam mewujudkan wisata ke luar angkasa.
Nama pertama, perusahaan besutan Richard Branson itu sempat dikabarkan mematok harga USD 250 ribu untuk satu tiket. Sedangkan nama kedua, korporasi yang didirikan oleh Jeff Bezos, akan menjual tiket dengan kisaran harga USD 200 ribu hingga USD 300 ribu.
Simak juga video 'Melihat Skema Pendaratan Robot InSight di Mars':
(mon/rns)