Dan keinginan kolonisasi Mars itu serius coba direalisasikan dengan roket super buatan perusahaan antariksa miliknya, SpaceX. Beberapa tahun lagi, dia yakin roket SpaceX dapat mengantar manusia menuju planet Merah dan membangun hunian di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancaman Perang Jadi Alasan Tinggal di Mars
Foto: Elon Musk
|
Musk mengatakan bahwa kolonisasi manusia ke Mars harus menjadi salah satu prioritas utama sebagai usaha dalam menyelamatkan spesies tersebut. Salah satu ancaman yang menurutnya paling berpotensi memusnahkan ras manusia adalah perang dunia ketiga.
"Sangat penting untuk membangun basis di Mars karena jaraknya cukup jauh dari Bumi, sehingga kemungkinan untuk selamat dari kejadian seperti perang lebih besar dibandingkan membangun peradaban di Bulan," ujarnya dalam ajang South and Southwest (SXSW) di Austin, Texas, Amerika Serikat.
"Jika nanti terjadi perang dunia ketiga, kami ingin memastikan bahwa masih cukup tersedia manusia yang ada untuk memulai kembali peradaban dan memperpendek masa kegelapan," ia menambahkan.
Menurut Elon, manusia pada akhirnya akan menghadapi peristiwa yang berujung kepunahan. Sehingga alternatifnya adalah menghuni planet-planet di tata surya yang memungkinkan.
"Aku memang tidak bisa meramal kiamat namun berdasarkan sejarah, akan ada event semacam itu," tulis salah satu orang terkaya dunia tersebut.
Ancaman Artificial Intelligence
Foto: istimewa
|
Hal ini pun, menurutnya, menjadi salah satu faktor yang dapat memicu lahirnya perang dunia berikutnya, sekaligus alasan lain untuk mewujudkan kolonisasi ke Mars.
"Pegang kata-kataku. AI sangat lebih berbahaya dibanding nuklir. Mengapa masih belum ada regulasinya sampai sekarang. Jika tidak, ini akan menjadi benar-benar buruk," ucap Elon Musk.
Ia menyarankan kepada para regulator untuk melakukan pendalaman wawasan untuk memastikan semua orang mengembangkan kecerdasan buatan secara aman. Hal tersebut dimaksudkannya agar kecerdasan buatan dapat memunculkan simbiosis mutualisme dengan manusia.
Elon memang sudah sering mengutarakan kekhawatirannya soal kecerdasan buatan. Jika tak dikendalikan, kecerdasan buatan bisa saja menjadi semacam diktator bagi umat manusia.
"Menakutkannya masa depan yang saya bisa bayangkan adalah ketika kita memiliki AI yang bisa diakses semua orang karena sebuah perusahaan atau organisasi mengembangkan kecerdasan super berbasis digital. Kehadiran mereka bisa membuatnya menguasai dunia," ujarnya di kesempatan lain.
Perjalanan ke Mars Amat Berisiko
Foto: ESA/HUBBLE/NASA
|
"Ini akan sangat berat, berbahaya, dan besar kemungkinan kematian terjadi, tapi juga sekaligus menjadi pengalaman yang hebat jika berhasil selamat," katanya.
Tapi Elon begitu yakin semua tantangan menuju ke planet Mars ada solusinya sehingga manusia bisa membangun perkotaan di planet merah.
"Jika semuanya berjalan sangat lancar, mungkin waktunya 10 tahun dari sekarang, tapi aku tidak mengatakan benar-benar akan terjadi saat itu. Ada risiko begitu besar dan biaya tinggi," papar kekasih mantan aktris Amber Heard ini.
"Ada kemungkinan kita tidak akan sukses, tapi kami akan melakukan yang terbaik dan mencoba membuat sebanyak mungkin kemajuan," imbuhnya.
"Aku ingin membuat Mars terasa mungkin (dihuni-red), sesuatu yang bisa kita lakukan dalam jangka waktu hidup kita. Sungguh ada jalan orang-orang bisa pergi ke sana jika mereka menginginkannya," sebutnya lagi.
Keyakinan Mars Dapat Dihuni
Foto: BBC Magazine
|
Melalui akun Twitter miliknya, pria berjuluk "Iron Man" tersebut membalas sebuah cuitan dari @DiscoverMag. Akun tersebut mengunggah hasil penelitian yang disebutkan di atas. "Maaf, Elon. Tidak ada kandungan CO2 yang cukup untuk memenuhi terraform di Mars," tulis @DiscoverMag.
"Ada CO2 dalam jumlah yang sangat besar di Mars yang terserap di dalam lapisan tanah yang bisa dilepas jika dipanaskan. Dengan energi yang cukup dari reaksi fusi, baik itu secara buatan maupun natural dari Matahari, kamu bisa melakukan terraform hampir di seluruh objek besar berbatu," balas Elon.
Baca juga: Deretan Foto Planet Mars Paling Menakjubkan |
Hal tersebut sontak menarik perhatian netizen yang takjub dengan balasan CEO Tesla itu. Banyak yang menanti apa lagi inovasi dari pria kelahiran Afrika Selatan tersebut di masa depan.
Pasalnya, para peneliti pun mengakui teknologi yang ada saat ini tidak bisa mewujudkan terraforming di Mars. Dengan perusahaan antariksa sekelas SpaceX yang dimilikinya, bukan tidak mungkin Elon dapat memecahkan perkara teknologi tersebut.
Rencana Besar SpaceX Menuju ke Mars
Foto: Twitter/SpaceX
|
Menurut Elon, kunci untuk membuat roket yang bisa dipakai berulang kali adalah mencari cara memproduksi bahan bakar di Mars. Sehingga pesawat dapat digunakan lagi untuk kembali ke bumi.
"Akan absurd untuk coba membangun kota di Mars jika kapal luar angkasa hanya berada di sana dan tak kembali lagi ke bumi. Akan ada kuburan pesawat luar angkasa," kata dia.
Elon meyakini di masa depan biaya ke Mars dapat ditekan. Orang-orang juga bisa mencari sponsor menuju ke sana untuk mengisi beragam pekerjaan yang dibutuhkan.
Kunci menekan ongkos perjalanan luar angkasa adalah membuat roket yang bisa dipakai berulangkali. "Baik itu mobil, sepeda, kuda, jika hanya bisa digunakan sekali, tidak akan ada yang menggunakannya, akan sangat mahal," terang Elon.
SpaceX memang telah mendesain beragam pesawat yang bisa digunakan berulang-ulang. Mereka telah sukses melakukan 16 kali pendaratan roket Falcon 9.