llmuwan Temukan Tanda Adanya Bulan di Luar Tata Surya
Hide Ads

llmuwan Temukan Tanda Adanya Bulan di Luar Tata Surya

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Rabu, 10 Okt 2018 07:44 WIB
Foto: NASA
Jakarta - Pencarian terhadap 'kembaran' Bulan memunculkan perkembangan baru setelah sepasang ilmuwan menemukan tanda-tanda eksistensinya.

Alex Teachey dan David Kipping, dua ahli astronomi dari Columbia University, New York, Amerika Serikat, berhasil menemukan bukti yang bisa menunjukkan adanya Bulan di luar Tata Surya. Temuan ini jadi yang pertama sejak pencarian exomoon, begitu objek tersebut disebut, mulai mendapat perhatian serius pada tahun lalu.

Sebagaimana tercantum dalam situs resmi NASA, calon Bulan itu berada sejauh 8.000 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Cygnus. Objek tersebut mengorbit planet gas berukuran besar yang mengelilingi bintang bernama Kepler-1625.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Lalu, kandidat exomoon itu diperkirakan memiliki massa sekitar 1,5% dari total massa planet yang diorbitnya, yaitu Kepler-1625b. Perbandingan rasio massa itu mirip dengan apa yang terjadi pada Bumi dengan Bulan dan Pluto dengan Charon.

Jika menilik kedua pasangan tersebut, satelit alami itu diduga tercipta oleh debu yang tertinggal akibat tumbukkan antara dua planet berbatu. Walau demikian, baik Kepler-1625b maupun calon exomoon itu lebih condong sebagai objek gas dan tidak berbatu, sehingga proses terbentuknya satelit alami itu bisa terjadi dengan cara yang lain.

Sedangkan planet itu sendiri diperkirakan memiliki massa beberapa kali lipat dari Jupiter. Selain itu, posisi terhadap bintangnya berada di zona layak huni yang memungkinkan tersedianya air dalam bentuk cairan dan permukaan planet yang solid. Sayangnya, lagi-lagi karena wujudnya yang berupa gumpalan gas, planet tersebut tidak bisa mendukung kehidupan.



Dalam mencari exomoon ini, Teachey dan Kipping menggunakan Hubble dan Kepler, dua teleskop luar angkasa milik NASA. Kemudian, mereka menganalisis data dari 284 planet temuan Kepler yang orbit terhadap bintangnya lebih dari 30 hari.

Dari situ, perhatian mereka tertuju kepada Kepler-1625b. Bagi keduanya, ada suatu hal yang tidak biasa dari objek tersebut, yang memunculkan dugaan adanya satelit alami di dekatnya.

"Kami melihat penyimpangan terhadap tingkat kecerahan objek ini, dan itu menarik perhatian kami," kata Kipping.

Walau demikian, para ilmuwan mengingatkan jika penelitian mereka ini masih bersifat tentatif. Maka dari itu, masih dibutuhkan observasi lanjutan menggunakan teleskop Hubble untuk memastikannya.



Selain itu, mereka juga menyebut jika penyimpangan tersebut juga bisa disebabkan oleh gaya gravitasi dari planet lain di dalam sistem tersebut. Jadi, objek yang memungkinkan untuk memunculkan anomali itu bukan cuma Bulan.

Menariknya, teleskop Kepler belum mendeteksi adanya planet lain di sistem bintang Kepler-1625 selain Kepler -1625b. Terkait dengan hal tersebut, keduanya kompak mengatakan jika planet lain itu bisa saja memang berada di sana, namun tidak terdeteksi dengan menggunakan teknik dari teleskop Kepler.

"Jika sudah bisa dipastikan, temuan ini akan benar-benar mengguncang pemahaman kami dalam bagaimana Bulan terbentuk dan material apa yang membentuknya," ujar Thomas Zurbuchen, Associate Administrator Science Mission Directorate NASA.




Tonton juga 'Dahsyatnya Badai Florence Dilihat dari Angkasa':

[Gambas:Video 20detik]

(mon/afr)