Ini menjadi kabar baik bagi Indonesia, karena sebelumnya Tiangong-1 berpeluang di wilayah 43 derajat lintang utara hingga 43 derajat lintang selatan, di mana di dalamnya ada wilayah Indonesia.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, mengatakan penurunan orbit dari Tiangong-1 sekarang ini semakin cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan bahwa saat ini stasiun antariksa seberat 8,5 ton tersebut berada di ketinggian sekitar 157 kilometer atau turun 24 kilometer per harinya.
"Perkiraan jatuh (memasuki ketinggian 120 kilometer) pada 2 April pagi. Lintasan terakhir diprakirakan tidak melewati Indonesia sehingga diperkirakan tidak jatuh di wilayah Indonesia," kata Thomas melalui pesan singkatnya, Minggu (1/4/2018).
Thomas melanjutkan kepastian tidak jatuhnya Tiangong-1 ini karena lintasan terakhir benda tersebut akan melewati Pasifik, Amerika Serikat, Atlantik, Afrika, dan Asia Tengah.
LAPAN mengungkapkan stasiun luar angkasa milik Negeri Bambu tersebut kemungkinan besar akan jatuh di Samudera Pasifik bagian selatan.
"Titik jatuh masih belum bisa ditentukan. Belum pasti (apa itu di darat atau laut)," pungkas Thomas.
Saksikan video 20Detik untuk mengetahui perkembangan soal jatuhnya Tiangong-1 di sini:
(agt/fyk)