Deretan Situs Harta Karun Ini Masih Belum Digali Tuntas
Hide Ads

Deretan Situs Harta Karun Ini Masih Belum Digali Tuntas

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Selasa, 06 Mar 2018 17:34 WIB
Deretan Situs Harta Karun Ini Masih Belum Digali Tuntas
Foto: Internet
Jakarta - Ada banyak kisah yang menjadi latar belakang tersimpannya sejumlah harta karun di dunia ini. Dari kekacauan saat Perang Dunia II hingga bentuk kepercayaan terhadap dewa mampu membuat benda-benda yang bernilai tinggi tersebut terkubur.

Tidak hanya cerita yang menyelimutinya, lokasi disimpannya harta karun pun tersebar di berbagai penjuru dunia. Dari negara besar seperti Amerika Serikat hingga daerah terpencil di Kepulauan Cocos memiliki peninggalannya masing-masing.

Orang-orang yang membuat harta karun ini tertimbun pun muncul dari berbagai kalangan, mulai dari suku Aztec di Meksiko hingga antek-antek Nazi di Jerman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sejumlah harta peninggalan sejarah yang masih belum bisa digali hingga tuntas, sebagaimana detikiNET kutip dari Mashable, Selasa (6/3/3018).

Harta Karun La Noche Triste

Foto: latinamericanstudies
Pada Juni 1520, Hernan Cortes bersama pasukannya sukses menaklukan suku Aztec dan pergi ke kota Tenochtitlan untuk mengambil emas dan harta lain sebanyak mungkin, hingga memenuhi baju dan kapal mereka.

Ironisnya, saat mereka berusaha meninggalkan Tenochtitlan yang berada di tengah danau, suku Aztec yang kembali menyerang dapat dengan mudah menenggelamkan mereka akibat beban yang dibawa terlalu berat.

Kejadian yang dikenal sebagai La Noche Triste (Malam yang Menyedihkan) ini membuat harta karun tersebut tenggelam di bawah air di sekitar Tenochtitlan, namun kawasan tersebut sudah berubah menjadi Mexico City.

Karena geografisnya yang sudah sama sekali berubah, harta karun yang diperkirakan tertimbun di bawah tanah Mexico City ini belum dapat ditemukan.

Harta Karun Lima

Foto: visitcocosisland
Pada 1820, William Thompson asal Inggris ditugaskan untuk menjarah harta karun dari Lima, Peru, untuk dibawa ke Meksiko.

Meski begitu, misi tersebut tidak pernah terselesaikan olehnya karena Thompson sendiri dipercaya menyembunyikan harta tersebut di Kepulauan Cocos yang berada sebelah barat daya dari Pulau Jawa dan merupakan bagian teritori Australia.

Harta karun tersebut pun telah menjadi incaran penjelajah selama bertahun-tahun. Bahkan, mantan presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt, sempat mencarinya bersama rekannya pada 1910.

Hal itu tidak mengherankan jika melihat nominal dari koleksi koin dan batang emas, patung, perhiasan, pedang, hingga mahkota tersebut yang dapat mencapai USD 269 juta (Rp 3,7 triliun) saat ini.

Harta Karun Konfederasi

Foto: Getty Images
Pada 9 Maret 1863, di tengah berlangsungnya Perang Saudara Amerika Serikat, pasukan Konfederasi yang dipimpin John Singleton Mosby menyerang pasukan Union yang dipimpin oleh Edwin H. Stoughton.

Pasca menangkap 42 tentara Union dan merampas seperempat harta milik Stoughton, Mosby menemukan sejumlah pusaka yang sebelumnya diambil oleh Stoughton.

Setelahnya, giliran Union yang balas menyerang Konfederasi di daerah Haymarket, Virginia, setelah mereka membayar uang tebusan. Mosby pun menyerahkan harta yang ditemukannya kepada tangan kanannya untuk dikubur agar tidak dapat ditemukan oleh Union.

Tidak hanya itu, pihak Konfederasi pun juga ditengarai menyembunyikan harta karun di tempat lain. Saat mereka berada dalam keadaan terdesak pada pertengahan 1865, mereka mengubur sejumlah emas di Washington, Georgia, yang kini ditaksir harganya dapat mencapai USD 140.000 (Rp 1,9 miliar).

Muatan La Nuestra Senora de Atocha yang Hilang

Foto: melfisher
Kembali ke masa yang lebih lawas, tepatnya pada 6 September 1622, sebuah kapal harta karun dari Spanyol bernama La Nuestra Senora de Atocha (Bunda Kami dari Atocha) terperangkap badai di dekat Florida Keys saat hendak kembali ke negara asalnya dan menenggelamkan hampir seluruh awak beserta muatannya.

Sebagian harta karun tersebut ditemukan pada 20 Juli 1985 oleh Mel Fisher dan ia berhasil mendapatkan USD 500 juta (Rp 6,8 triliun). Meski begitu, masih terdapat 17 ton batang perak, 128.000 koin emas, 27 kilogram permata, serta harta lain yang masih belum ditemukan.

Fisher sendiri sekarang menjalankan sebuah perusahaan yang kegiatan utamanya yaitu melakukan patroli terhadap sisa harta karun tersebut dengan mengerahkan para penyelam yang bertugas secara berkala.

Harta Karun Rampasan dari Nazi

Foto: Wikipedia
Kala Nazi meneror sejumlah kawasan di Eropa pada periode 1930an hingga 1940an, pasukan asal Jerman ini kerap menjarah rumah orang-orang untuk mencari sejumlah karya seni dan barang-barang berharga lainnya.

Setelah itu, saat terdesak pada Perang Dunia II, banyak dari mereka yang menyembunyikan hasil rampasan tersebutr. Salah satu titik yang menjadi tempat penyembunyiannya adalah di dalam Danau Toplitz, Austria.

Menyadari hal tersebut, pemerintah Austria bersikap sangat ketat bagi siapapun yang ingin mencoba untuk menemukan harta karun tersebut dengan segala bentuk pencarian yang dilakukan.

Harta Karun Danau Guatavita

Foto: seecolombia.travel
Biasanya, saat emas berada di bawah air, hal tersebut biasanya disebabkan oleh kecelakaan maupun ketidaksengajaan, mengingat logam mulia tersebut terlalu berharga jika dibuang begitu saja.

Meski demikian, di Kolombia, terdapat sebuah situs bernama Danau Guatavita yang dipercaya menyimpan harta karun hasil dari seserahan emas dari sebuah suku. Mereka melemparkan sejumlah emas ke dalam danau tersebut sebagai bentuk kepercayaan mereka terhadap Dewa Air.

Hal tersebut pun memicu sejumlah percobaan untuk mencari harta karun ini, salah satunya dengan mengeringkan danau tersebut. Pemerintah Kolombia sendiri kini melarang siapapun yang berusaha untuk menemukannya.

Halaman 2 dari 7
(jsn/rou)
Berita Terkait