Falcon Heavy akan menjadi roket terkuat di dunia yang masih beroperasional, jika uji coba peluncuran perdananya yang dijadwalkan berlangsung pada 6 Februari 2018 pukul 13.30 ET (Eastern Time), atau atau 7 Februari 2018 pukul 01.30 WIB, berhasil.
Elon Musk selaku CEO SpaceX pun mengatakan bahwa Falcon Heavy sudah layak untuk menyandang status sebagai roket terbesar di dunia sampai saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun begitu, hal tersebut tidak menjadi jaminan bahwa roket tersebut mampu mengudara dari Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat, dengan membawa Tesla Roadster sebagai muatannya, yang memiliki 'pengemudi' bernama Star Man, yaitu sebuah boneka dengan setelan ala astronaut.
Terkait dengan muatan yang dibawa oleh Falcon Heavy, Elon Musk mengatakan bahwa hal tersebut merupakan daya tarik sendiri yang mampu memancing orang-orang agar lebih antusias.
"Biasanya, ketika sebuah roket melakukan uji coba, mereka hanya menaruh hal-hal membosankan seperti batu bata atau potongan baja. Mobil ini sendiri menjadi hal paling menyenangkan yang bisa kami pikirkan," tuturnya.
Sayangnya, meskipun dengan 27 mesin yang menghasilkan daya dorong hingga 5,13 juta pound of thrust atau 22.819 kilonewton, setara dengan 18 unit Boeing 747, Elon Musk memperkirakan Roadster akan berada di orbit selama miliaran tahun, dengan kesempatan yang sangat kecil untuk mencapai Mars.
Kabar baiknya, mesin yang sangat kuat tersebut cukup untuk memberikan kemampuan Falcon Heavy dalam mengirim manusia ke Bulan atau Mars, sebagaimana disebutkan oleh pihak SpaceX.
27 mesin yang dimiliki Falcon Heavy terhimpun di dalam tiga pendorong di bagian bawah roket tersebut, dengan SpaceX akan mencoba untuk mendaratkan kembali semuanya ke Bumi setelah peluncuran.
Untuk itu, mereka mengembangkan sebuah cara untuk mengikat pendorong tersebut sebaik mungkin sebagaimana ketiganya melepaskan diri setelah peluncuran.
Menariknya, Elon Musk sendiri tidak begitu yakin cara tersebut akan bekerja. "Sistem ini belum bernah diuji coba di luar angkasa. Sangat gila jika melihat tenaga yang dilibatkan di sini, dan akan menjadi sebuah keajaiban jika roket ini dapat kembali seutuhnya," ucapnya.
Jika semuanya berjalan lancar, dua dari tiga pendorong yang berada di sisi luar akan kembali ke Kennedy Space Center secara berbarengan terlebih dahulu.
Kemudian, disusul dengan pendorong di tengah yang akan mendarat di titik bernama drone ship, atau autonomous spaceport drone ship secara lengkapnya, yang berada di laut.
Dikabarkan, di daerah Space Coast, Florida, yang berdekatan dengan tempat uji coba peluncuran Falcon Heavy, seluruh kamar hotel di sana sudah habis dipesan, bahkan hingga tempat parkir pun penuh, seperti detikINET lansir dari CNN, Selasa (6/2/2018).
Elon Musk pun ingin agar ekspektasi para penonton tetap terjaga, meskipun ia tidak dapat memungkiri bahwa tenaga besar yang dimiliki oleh Falcon Heavy turut membawa risiko besar dalam uji coba peluncuran nanti.
"Semua orang dari seluruh dunia datang untuk melihat antara peluncuran roket yang mengagumkan atau justru pertunjukan kembang api terbaik yang pernah mereka lihat," ujarnya.
Sebagaimana diakui olehnya, selama beberapa bulan terakhir Elon Musk sedikit menurunkan ekspektasinya terhadap keberhasilan Falcon Heavy dalam menjalani uji coba peluncuran perdananya.
Ia memperkirakan, kemungkinan roket tersebut untuk berhasil berada di kisaran 50% hingga 70%.
Apapun yang akan terjadi nanti, ini akan tetap menjadi momen istimewa bagi perusahaan antariksa tersebut. "Menurut saya, untuk pertama kalinya sesuatu yang menarik terjadi lagi pada peristiwa peluncuran roket setelah sekian lamanya," pungkas Elon Musk. (fyk/rou)