Setelah 31 Januari kemarin, gerhana bulan total berikutnya akan hadir pada 27 Juli mendatang, dengan sejumlah negara di Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia, serta Oseania akan kedapatan fenomena ini.
Tidak hanya itu, gerhana matahari juga akan menyapa Bumi pada 2018 ini, tepatnya pada 15 Februari, yang akan muncul di langit Antartika dan beberapa negara di Amerika Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diperkirakan, 2018 akan kebagian gerhana matahari ketiga yang dapat terlihat di langit Eropa sebelah utara, serta Asia bagian selatan dan utara, meskipun tanggal kemunculannya belum dapat dipastikan. Seluruh penampakan gerhana matahari ini akan muncul dalam bentuk parsial, atau sebagian.
Sedangkan pada 2019, tepatnya pada 21 Januari, gerhana bulan akan kembali menyapa Bumi. Kawasan Amerika sebelah utara dan selatan akan menjadi tempat terbaik untuk melihat fenomena ini, sedangkan untuk benua Eropa, Afrika, dan Asia diperkirakan hanya dapat melihat sebagian dari gerhana tersebut.
Menariknya, gerhana ini akan berbarengan dengan fenomena supermoon, sehingga bulan akan tampak sedikit lebih besar dan terang, atau bisa juga disebut sebagai Super Blood Moon, seperti detikINET lansir dari Space.com, Kamis (1/2/2018).
Sedangkan untuk fenomena blue moon, para ahli astronomi memperkirakan bahwa penampakan ini akan muncul pada tahun ini, yakni tanggal 31 Maret mendatang.
Kemudian setelah 21 Januari 2019, gerhana bulan total baru akan muncul lagi setelah dua tahun berikutnya, atau tepatnya pada 26 Mei 2021.
Meskipun begitu, 2019 juga menyimpan fenomena gerhana lain, yang akan muncul dalam bentuk parsial (sebagian) pada 16 Juli, dan ditambah dengan empat gerhana penumbra (saat bulan melewati sisi terluar dari bayangan Bumi). (fyk/fyk)