Sejak 1960an, NASA diketahui sudah melakukan puluhan penjelajahan ke Mars. Meskipun begitu, robot yang digunakan pada misi kali ini memiliki kelengkapan teknologi untuk memahami seluk beluk di bawah permukaan Mars, yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Misi ini sendiri bernama Interior Exploration using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport, atau disingkat menjadi InSight, yang dipimpin oleh Jet Propulsion Laboratory milik NASA di Pasadena, California.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang kami lakukan saat ini adalah melihat lebih ke dalam dari permukaan, untuk melihat 99,9% dari Mars yang belum kami lihat sebelumnya," katanya menambahkan.
Dalam misi ini, seismometer yang berguna untuk mengukur getaran di tanah dan pemeriksa aliran panas dengan fungsi menakar temperatur, akan melakukan perjalanan ke Mars dengan sebuah robot kendaraan luar angkasa.
Menurut Smrekar, hal tersebut akan memberikan NASA wawasan baru terhadap proses pembentukan Mars. Jika sebelumnya teknik ini sudah dilakukan di Bulan dengan manusia yang mengoperasikannya, maka dalam misi ini lengan robot akan memainkan peran tersebut.
Misi InSight ini melibatkan Centre National d'Etudes Spatiales (badan antariksa Prancis) dalam pembuatan seismometer, serta Deutsches Zentrum fÃŧr Luft- und Raumfahrt (badan antariksa Jerman) yang bertanggung jawab terhadap pemeriksa aliran panas.
Foto: NASA |
"Hal tersebut hanya dapat ditemukan dengan mencari ke bawah permukaan, Melalui penelitian terhadap ukuran, ketebalan, kepadatan, serta struktur keseluruhan dari inti, mantel, dan kerak Mars, juga studi pada tingkat panas yang dilepas dari dalam planet," katanya menambahkan.
Dengan begitu, InSight dapat memberikan pandangan awal dari proses evolusi seluruh planet berbatu di dalam sistem tata surya. Selain itu, misi ini juga bisa membantu NASA untuk mempelajari keberadaan air dalam bentuk cairan maupun es di permukaan Mars.
Robot kendaraan luar angkasa yang dilibatkan pun juga akan mengumpulkan sejumlah data mengenai cuaca di planet merah tersebut.
"Saya yakin semua informasi ini akan sangat membantu dalam perencanaan pembuatan habitat untuk astronaut di masa depan," ucap Smrekar.
Roket yang akan membawa robot kendaraan luar angkasa tersebut dijadwalkan untuk meluncur dari California pada 5 Mei 2018, dengan perkiraan sampai di tujuan pada 26 November 2018. (afr/afr)












































Foto: NASA