Seperti diketahui, keistimewaan fenomena ini karena pada saat berlangsung nantinya, akan terjadi tiga pertistiwa alam secara bersamaan, yakni Supermoon, Blue Moon, dan Gerhana Bulan Total.
[Gambas:Video 20detik]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istimewanya lagi, Super Blue Blood Moon dapat dinikmati dengan mata telanjang alias tanpa bantuan alat. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diingatkan masyarakat bila ingin menyaksikan fenomena tersebut.
"Cukup amati purnama dan sesuaikan waktunya menurut waktu setempat, misalnya WITA dan WIT," ucap Thomas, Jumat (26/1/2018).
Perlu diingat, Indonesia dibagi tiga zona waktu, yakni WIB, WITA, dan WIT. Super Blue Blood Moon berlangsung sejak pukul 18:48 WIB. Itu artinya, Indonesia Tengah kebagian pada pukul 19:48 WITA, dan Indonesia Timur pada pukul 20:48 WIT.
Adapun keseluruhan proses gerhana diperkirakan terjadi sampai pukul 22:11 WIB. Dengan demikian, Indonesia Tengah akan menikmati fenomena itu hingga pukul 23:11 WITA dan Indonesia Timur pada pukul 24:11 WIT.
Bagi yang ingin mengabadikan Super Blue Blood Moon lewat jepretan kamera, Thomas menyarankan agar menyandingkannya dengan objek yang ada disekitar.
"Misalnya, lebih baik tahapan Gerhana disandingkan dengan objek latar depan yang menarik dari arah timur, seperti Monas, gedung-gedung yang menarik bentuk dan cahayanya, (misalnya) jembatan Ampera Palembang, jembatan Pasupati Bandung, Borobudur, atau Prambanan," tutur ahli astronomi lulusan ITB dan Kyoto University ini.
Di samping persiapan di atas, kelancaran masyarakat bisa menyaksikan Super Blue Blood Moon juga dipengaruhi kondisi alam yang terjadi nantinya. Kondisi terbaik untuk melihat fenomena ini adalah ketika langit tidak terhalang awan, mendung, ataupun lainnya.
"Tentu saja berdoa agar cuaca cerah," tutup Thomas.
Jangan lewatkan momen langka ini dengan mengirimkan informasi seputar fenomena Super Blue Blood Moon di sekitar kalian ke pasangmata.com. (rns/rns)