Salah satu dari seri perangkat ini adalah Galaxy A6+. detikINET menjajal Galaxy A6+ untuk mengulas apa saja yang bisa diharapkan pengguna dari ponsel ini. Simak ulasannya.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesan premium akan terasa pada pandangan pertama melihat ponsel ini. Material berbahan metal membalut ponsel dengan desain unibody tersebut.
Jika bosan dengan ponsel warna hitam, varian biru seperti yang mampir di detikINET, menarik juga. Warna birunya elegan dan membuat ponsel tampil beda.
Galaxy A6+ sudah hadir dengan desain layar kekinian yang lebar, nyaris tanpa bezel dengan rasio 18,5:9. Tersisa ruang untuk menempatkan speaker dan kamera depan pada bagian depan ponsel.
Di sisi kiri, ditempatkan dua slot untuk kartu SIM pertama dan kedua, serta kartu memori. Masih di sisi yang sama, terdapat tombol power dan volume.
![]() |
Pada bagian bawah, terletak audio jack 3,5 mm serta koneksi mikro USB. Cukup mengherankan melihat Galaxy A6+ ke colokan micro USB, sementara Galaxy seri A lainnya sudah menggunakan USB type C.
Beralih ke bagian belakang, tersemat dua buah kamera beresolusi 16 megapixel dan 5 megapixel. Di samping kamera ada lampu flash dan di bawahnya ada pemindai sidik jari. Selain itu, logo Samsung terukir apik melengkapi penampilan bagian punggungnya.
Handset ini terasa kokoh dan solid dalam genggaman. Sudut membulat di setiap tepiannya sedikit banyak berkontribusi pada desain yang ergonomis yang mencegah ponsel slip.
Bagi sebagian orang, dimensi 160,2 x 75,7 x 7,9 mm mungkin akan terasa kebesaran dan kurang nyaman jika dikantongi. Ponsel dengan bobot 191 gram ini juga bukan salah satu ponsel berbodi tipis jika dibandingkan dengan ponsel lain yang sekelas dengannya.
![]() |
Layar
Galaxy A6+ punya layar 6 inch yang sudah didukung resolusi full HD+ 1080x2220 pixel. Dengan tampangnya yang lebar, pengguna akan dibuat betah menatapnya, terutama saat menonton video dan bermain game.
Display handset ini berjenis Super AMOLED sehingga reproduksi warnanya sebagus layar yang digunakan di seri Galaxy S. Tone warna sangat baik dan terlihat jelas dari berbagai sudut pandang. Dijajal di luar ruangan dan di bawah terik sinar matahari, visibilitas layar masih cukup baik.
Seperti ponsel Samsung lainnya, ada fitur 'blue light filter' untuk mengurangi mata lelah akibat cahaya biru pada ponsel. Fitur Always-On Display juga membantu menampilkan waktu, tanggal, reminder dan notifikasi saat ponsel terkunci tanpa harus menyalakan layarnya.
![]() |
Performa
Sebelum masuk ke pengujian, perlu diketahui bahwa Galaxy A6+ ditenagai prosesor Qualcomm Snapdragon 450 dan didukung RAM 4GB dan prosesor grafis Adreno 506.
Spesifikasi lainnya adalah kapasitas penyimpanan 64GB yang bisa diperluas 256GB serta konektivitas standar seperti WiFi dan Bluetooth.
Sebagai catatan, ponsel ini belum mendukung NFC. Namun ketiadaan fitur ini sepertinya tidak menjadi masalah, mengingat di Indonesia belum banyak layanan menggunakan fitur NFC.
Menjawab tudingan kemahalan karena hanya membenamkan prosesor yang biasa dipakai di ponsel kelas entry level, Samsung sepertinya berupaya memaksimalkan pengalaman pengguna.
Dalam pengujian, ponsel ini detikINET gunakan untuk berbagai tugas, mulai dari browsing internet, email, WhatsApp, Telegram, Instagram, Facebook, Twitter, menelepon, hingga bermain game.
Dalam beberapa kesempatan, A6+ terbilang cukup mulus melakukan berbagai tugas. Tidak ditemuinya kendala lag tentu mengesankan mengingat prosesor yang digunakan adalah Snapdragon 450.
![]() |
Hanya sesekali saja ditemukan ponsel sedikit gagap, itupun hanya untuk mengetes bagaimana respons kecepatannya ketika berganti di antara aplikasi satu dengan yang lain.
Berbicara soal gaming, Galaxy A6+ bisa meladeni Asphalt Xtreme dan game sejenis lainnya. Untuk memaksimalkan pengalaman gaming, ada fitur Game Launcher.
Fitur ini merupakan bagian dari UI Samsung untuk menyesuaikan bagaimana ponsel bereaksi ketika tombol back tersentuh atau ada panggilan masuk. Dengan memilih mode High Performance pada fitur Game Launcher, core prosesor akan bekerja full meningkatkan performa bermain game.
Namun jangan berharap banyak untuk memainkan game berat seperti PUBG di ponsel ini, kecuali jika kalian tidak masalah jika sesekali terkendala lag.
Nilai plus dari A6+, ponsel ini jarang terasa panas. Paling-paling ponsel akan terasa panas ketika digunakan di luar ruangan saat cuaca terik. Itu pun hanya rasa hangat yang wajar.
Komponen lainnya yang tak kalah penting adalah baterai. Galaxy A6+ punya baterai non removable 3500mAh. Dalam penggunaan normal, kapasitas baterai ini cukup untuk dipakai seharian penuh sebelum menampilkan notifikasi baterai lemah.
Sayangnya, kemampuan mengisi ulang baterainya belum didukung teknologi fast charging. Perlu waktu lebih dari 1 jam untuk mengisi baterainya dalam kondisi kosong hingga penuh.
![]() |
Fitur keamanan
Galaxy A6+ punya pemindai sidik jari di bagian belakang sebagai fitur keamanan tambahan. Keberadaan fitur ini cukup membantu bagi yang tak mau repot mengetik password atau menggambar pola.
Cara setting fitur keamanan dengan sensor sidik jari cukup mudah. Dalam penggunaannya, sensor sidik jari ini terkadang mengalami sedikit delay. Namun kekurangan ini terbilang masih wajar dan tidak sampai mengganggu.
Ada juga metode sensor pengenalan wajah sebagai opsi fitur keamanan lain untuk membuka ponsel. Dalam pengujian detikINET, pengaturan fitur ini ternyata mudah dan cepat.
Namun dalam penggunaannya, perlu sedikit bersabar. Tipsnya, agar sensor lebih cepat mengenali wajah, pastikan kita mendapat cukup cahaya dan wajah ditempatkan sejajar dengan kamera.
![]() |
Kamera
Kamera belakang ganda pada Galaxy A6+, dilengkapi dengan LED flash. Satu kamera berukuran 16 megapixel dengan aperture f/1.7 dan kamera lainnya berukuran 5 megapixel dengan aperture f/1.9.
Di bagian depan, kita akan mendapati kamera 24 megapixel yang dibekali fitur Live Focus dan AR sticker. Namun fitur ini juga bisa dipakai di kamera belakang.
Kemampuan kameranya tak perlu diragukan. Kamera Galaxy A6+ cepat fokus pada subjek. Namun bagi mereka yang tangannya mudah gemetar mungkin akan kesulitan meski sudah diatur autofocus.
![]() |
![]() |
Jepretan yang dihasilkan kamera belakang tak mengecewakan. Di kondisi terang, warna yang ditampilkan tampak akurat. Dan dalam kondisi low-light, Galaxy A6+ tergolong di atas rata-rata untuk kelas harganya.
![]() |
![]() |
Bukaan f/1.7 sangat membantu menyerap cahaya lebih banyak, sehingga tangkapan gambar tetap terlihat terang dan minim noise meski lokasinya temaram.
Jangan lupa, di kamera Galaxy A6+ disematkan fitur Live Focus untuk efek bokeh. Para pecinta mobile photography memang sedang menggemari efek bokeh, dan Samsung pun menyasar pasar ini. Bagaimana hasilnya?
Efek bokeh pada jepretan kamera Galaxy A6+ hanya terlihat sedikit berantakan pada pinggiran objek foto yang dijadikan fokus. Untuk ukuran kamera smartphone, efek bokeh ini cukup rapi.
![]() |
Untuk kebutuhan upload media sosial, efek bokeh ini sudah cukup memuaskan. Efek bokeh tak hanya bisa didapatkan di kamera belakang, tetapi juga kamera depan.
![]() |
Beralih ke kamera depan, kamera selfie 24 megapixel di sisi lain memberikan hasil yang memuaskan. Para pecinta selfie pastinya ingin memposting hasil foto kamera depan Galaxy A6+ di media sosial mereka.
Secara keseluruhan, hasil jepretan kamera Galaxy A6+ sangat oke dan bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan fotografi.
![]() |
Bixby Vision
Di samping fitur-fitur mumpuni pada kameranya, ditanamkan pula fitur Bixby Vision pada kamera smartphone ini. Bixby Vision sebelumnya hanya ada di ponsel Samsung kelas premium.
Fitur ini memberikan kemudahan untuk mencari berbagai informasi visual, menerjemahkan teks ke dalam berbagai bahasa, atau mencari referensi tempat ketika sedang traveling.
Kecepatan Bixby Vision merespons apa yang ditunjukkan di hadapannya, tergantung koneksi internet. Yang terpenting, terjemahan Bixby cukup akurat karena bersumber dari penerjemahan Google Translate.
![]() |
Kesimpulan detikINET
Dengan banderol Rp 4,899 juta, Galaxy A6+ menawarkan desain yang kekinian, kamera dengan hasil jepretan memuaskan, kapasitas penyimpanan internal luas, serta sejumlah fungsi yang biasanya ditemui di ponsel premium seperti fitur keamanan ganda (sensor sidik jari dan pengenalan wajah), tahan air dan asisten pintar Bixby.
Namun bagi sebagian yang lain, terutama jika menyoroti prosesor yang digunakan, banderol tersebut mungkin terasa kemahalan. Pasalnya, sejumlah kompetitornya, dengan harga yang sama, sudah menggunakan prosesor dengan spesifikasi lebih tinggi.
Pemilihan prosesor ini berimbas pada performanya yang biasa. Bagi para pengguna 'standar', ponsel ini masih oke meladeni bermacam tugas.
Tapi buat mereka yang masuk kategori 'heavy user', apalagi yang terpikir untuk bermain game cukup berat, jangan berharap terlalu banyak pada ponsel ini.
Satu catatan lagi, A6+ butuh waktu lama untuk mengisi ulang baterai. Untungnya, kekurangan ini coba diakomodir Samsung dengan daya tahan baterainya yang cukup awet.
Tertarik? Pilihan sesuai kebutuhan, ada di tangan kalian.
(rns/fyk)