Yotaphone 2: Ponsel Dua Wajah yang Tak Biasa
Hide Ads

Review Produk

Yotaphone 2: Ponsel Dua Wajah yang Tak Biasa

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Jumat, 12 Feb 2016 14:27 WIB
Foto: detikINET - Anggoro Suryo Jati
Jakarta - Berkecimpung di bisnis smartphone yang syarat akan persaingan membuat para vendor harus putar otak untuk menciptakan produk berbeda dari yang lain. Hal ini tentu saja dilakukan agar perangkat tersebut bisa menarik minat konsumen dan laku di pasaran.

Ada yang mengakalinya dengan menyematkan jeroan mumpuni, namun adapula yang memberikan gimmick unik pada produknya, seperti yang dilakukan oleh vendor asal Rusia, Yota.

Ketika mendengar namanya, Yota memang masih asing di telinga masyarakat Indonesia, kecuali memang Anda seorang gadget enthusiast. Yota sendiri memulai debutnya di tahun 2013 dengan merilis smartphone pertamanya yang diberi nama Yotaphone, smartphone pertama yang memiliki layar ganda. Alhasil, usaha Yota kala itu sukses membuat dunia melirik produknya. Yotaphone pun menjadi ponsel terunik di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak puas sampai di situ, di tahun berikutnya Yota kembali merilis produk penerus yang diberi nama Yotaphone 2. Masih memiliki daya tarik di layar ganda, Yotaphone 2 hadir dengan daftar spesifikasi yang lebih mumpuni, seperti chipset Snapdragon 801 dan layar lebih besar, 5 inch. Sayang, distribusi ponsel Yota tidak sekuat vendor-vendor lain pada umumnya.

Perangkat ini hanya dijual di beberapa pasar di sejumlah negara-negara terdekat. Karenanya, seperti yang dikatakan tadi gaung Yotaphone kurang begitu terdengar di beberapa pasar smarpthone dunia, termasuk di Indonesia. Paham dengan permasalahannya, Yota pun kini melebarkan sayapnya ke Tanah Air.

Dalam hitungan hari, Yota akan meluncurkan Yotaphone 2 di Indonesia. Beruntung detikINET berkesempatan untuk mencicipi terlebih dahulu ponsel dual layar ini. Lalu seperti apa kinerja dari Yotaphone 2?

Simple Tapi Tidak Kaku

Berbeda dengan seri atau generasi pertama, Yotaphone 2 kali ini tampil dengan desain luwes. Bila di Yotaphone pertama Anda akan disajikan smartphone 4,3 inch dengan sudut-sudut tajam dan kaku, maka kali ini Yota ingin mencoba untuk menghilangkan kesan kaku dengan membentuk sudut-sudut yang oval.

Dengan sudut membulat ditambah dimensi bodi 144,9 x 69,4 x 9 mm, Yotaphone 2 memang jadi sedikit gemukdi bagian belakang, namun itu tidak mengurangi rasa solid dan nyamannya ketika digenggam. Sementara untuk desain, harus diakui bahwa ponsel ini tampil dengan desain simple. Tidak begitu mewah, namun masih terasa nuansa elegan.

Seperti yang dikatakan di awal, ponsel ini hadir dengan dua layar, yakni 5 inch di bagian depan dan 4,7 inch di bagian belakang. Tidak banyak yang bisa dieksplorasi di bagian depan selain layar 5 inch tadi karena tombol home, navigasi, dan multitasking diletakkan di dalam layar.

Sementara untuk tombol fisik hanya berlaku untuk volume up/down dan power/off yang terltetak di sisi samping kanan. Penempatannya terbilang pas dan mudah dijangkau oleh jempol tangan kanan. Dari depan kita beralih ke bagian belakang.

Dari pengalaman menggunakan Yotaphone 2 selama beberapa minggu, banyak dari kawan yang dijumpai awalnya mengira bahwa layar di belakang ini tak lebih dari stiker atau skin ponsel pada umumnya. Respons tersebut berubah menjadi rasa takjub manakala detikINET menggeser-geser layar di bagian belakang.

Memang layar ganda ini menjadi daya tarik tersendiri. Namun sayangnya, permukaan layar belakang tidak seperti layar depan. Rasa licin pun kerap hinggap, sehingga perlu diwaspadai karena beberapa kali ponsel ini hampir terjatuh dari tangan.

Tak hanya licin, meski di atas kertas spesifikasi layar belakang juga dibekali dengan lapisan pelidung Corning Gorilla Glass 3, pada praktiknya bukan berarti layar ini tak akan meninggalkan goresan. Jadi sangat disarankan untuk menggunakan tambahan lapisan pelindung bila tak ingin layar belakang tergores. Karena walaupun dual layar, pada kodratnya bagian belakang selalu menjadi tumpuan ketika diletakkan.

Masih di bagian belakang, Anda akan menemukan kamera utama 8 MP dan LED flash yang diposisikan di tengah, serta logo Yotaphone. Speaker dan lubang port USB diletakkan di bawah dan lubang jack audio 3,5 mm di bagian atas. Karena ponsel ini mengusung konsep unibodi atau baterai tanam, maka slot microSD dan SIM diletakkan di dalam tombol volume.

Sensasi Dual Layar

Rasa takjub seketika hinggap tatkala melakukan unboxing Yotaphone 2. Bukan bermaksud berlebihan, namun memang ini faktanya. Baru kali ini detikINET merasakan langsung pengalaman smartphone dengan layar ganda.

Layar utama Yotaphone 2 memiliki bentang layar 5 inch dengan resolusi Full HD 1.920x1.080 pixel dan kerapatan 443 ppi. Dilengkapi teknologi layar milik Samsung, yakni AMOLED, sudah pasti jika layarnya memiliki kontras dan saturasi warna oke.
Sama seperti kebanyakan ponsel lainnya, layarnya bisa diatur dengan menggunakan setting adaptive brightness, dimana secara otomatis layar akan beradaptasi dengan lingkungan. Semisal, ketika sedang berada di dalam ruangan yang gelap, maka layarnya akan memantulkan cahaya yang tidak begitu menyilaukan mata. Begitu pula sebaliknya ketika dipakai di kondisi matahari cerah.

Selain itu, seperti biasa ada fitur gesture yang dihadirkan, seperti tiga jari untuk mengunci dan double tap untuk membuka kunci. Antara layar depan dan layar belakang saling terhubung satu sama lain. Ya, walau terdapat dua layar, pada kenyataannya hanya satu layar yang bisa dipakai.

Bila layar depan yang dipakai, maka secara otomatis layar belakang akan mengunci. Begitu pula sebaliknya. Untuk bisa menggunakan layar di bagian belakang ada dua cara, yakni menekan tombol home yang lama lalu menggeser ke arah kiri atau dengan mengetuk tombol home di layar belakang dua kali.

Berbeda dengan layar utama atau depan, selain memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil, yakni 4,7 inch (540x960 pixel), layar belakang memiliki tampilan warna grayscale atau hitam-putih. Yota kemudian menyebut teknologi layarnya ini dengan sebutan e-Ink display.

Teknologi layar seperti ini memang bukan pertama kalinya dipakai. Jauh sebelum Yota, Amazon telah menyematkan teknologi e-Ink display pada jajaran perangkat Kindle. Teknologi layar semacam ini biasanya dipakai untuk kebutuhan membaca e-book dan semacamnya. Karena selain tidak menyakitkan mata, menggunakan layar jenis ini juga membuat baterai tidak boros.

Tapi, harus diakui bahwa transisi layar e-Ink display tidak semulus layar depan. Masih terasa kasar dan kadang sedikit terdapat blink ketika menggeser-geser. Ada dua pilihan latar warna, yakni hitam dan putih. Ketika menguji, kami tidak hanya menggunakannya untuk membaca, melainkan mencobanya untuk bermain game, membalas chat, dan semua kegiatan menggunakan smartphone pada umumnya.

Cukup mengejutkan ketika menemukan fakta bahwa bermain game dan bermultitasking bisa dilakoni dengan apik dan lancar melalui layar belakang, walau hitam putih. Hal ini juga berlaku ketika dipakai untuk menonton video.

Selain beberapa fungsi tadi, layar belakang bisa dipakai juga untuk bergaya. Anda bisa meletakkan foto atau gambar di belakang untuk pamer kepada teman. Anda bisa mengatur tampilan layar belakang meluai YotaHub. Selain memasukkan foto-foto dari galeri, Anda juga bisa menampilkan timeline Instagram.

Prosesor Kelas Menengah Mumpuni

Untuk bisa menjalankan ponsel tanpa kendala tentu dibutuhkan jeroan yang  mumpuni. Untuk itulah Yota menyematkan prosesor quad core Snapdragon 801 2,27 GHz dengan besaran RAM 2 GB, kartu grafis Adreno 330, penyimpanan 32 GB, serta tak ketinggalan sistem operasi Android 5.0 Lollipop.

Dengan kombinasi tadi, maka ketika diuji perangkat ini bisa membuktikan performa yang lumayan memuaskan. Dipakai bermultitasking tidak masalah, hanya saja ketika dipakai bermain game menimbulkan panas yang masih tergolong wajar. Tak puas, kami pun melakukan pengujian pada sejumlah aplikasi benchmark, yakni AnTuTu dan 3D Mark.

Ketika coba diuji dengan menggunakan AnTuTu ponsel ini menorehkan skor cukup baik, yakni 46.121. Sementara untuk 3D Mark, kami menggunakan dua model pengujian, yakni 3DMark Sling Shot 5 ES 3.0 dengan torehan skor 1.06 dan Ice Storm (Unlimited) dengan cetakan skor 16.312.

Hasil skor tadi mampu mengakomodir kebutuhan sehari-hari seperti membuka media sosial, menonton video, menggunakan aplikasi chatting seperti WhatsApp, BBM, dan Line. Semua itu dapat ditampilkan dengan responsif meski dalam keadaan multitasking.

Lalu bagaimana dengan daya tahan baterai? Oleh Yota, perangkat ini dibekali dengan baterai 2.500 mAh. Sepengalaman detikINET, dari kondisi baterai yang penuh, perangkat ini bisa bertahan selama 12 jam pemakaian.

Kurang lama? Kalau begitu Anda bisa mengaktifkan fitur YotaEnergy yang mampu menekan konsumsi energi dengan baik. Dengan mengaktifkan YotaEnergy maka segala macam konektivitas, seperti Bluetooth, Wi-Fi, GPS, mobile data, NFC, dan sinkronisasi data secara otomatis mati.

Jepretan Kamera Standar

Bak perangkat Android One atau Nexus, Yotaphone 2 memanfaatkan aplikasi kamera bawaan dari Google. Dengan begitu, Anda sudah pasti akan menemukan fitur-fitur bawaan kamera khas Google, seperti Photo Sphere, Panorama, Lens Blur, Camera, dan Video.

Tidak banyak konfigurasi yang ditampilkan pada kamera perangkat ini. Hanya ada pilihan berupa timer, grid, HDR, dan lampu flash. Karenanya bagi penggemar fotografi yang menginginkan hasil jepretan mumpuni, membeli Yotaphone 2 bukan pilihan yang tepat.

Masih terlihat sedikit bintik pada kondisi cahaya rendah. Sementara ketika cahaya terang, hasil fotonya terlihat over exposure. Hanya saja, warna natural serta detail dari obyek yang difoto dapat ditampilkan dengan baik. Jadi, tidak terlalu buruk untuk dipajang ke berbagai media sosial.

Sama halnya dengan kamera belakang, kemampuan kamera depan 2,1 MP milik Yotaphone 2 juga tidak bisa dikatakan mampu menjepret hasil gambar yang wah. Kalau untuk sekedar selfie biasa, mungkin hasil gambarnya terbilang oke. Berikut kami tampilkan hasil jepretan kamera Yotaphone 2.
Opini detikINET

Yotaphone 2 memang bukan menjadi ponsel mewah ketika berbicara soal jeroan. Namun lain halnya bila Anda berbicara soal keunikan. Dengan dual layar tadi, setidaknya Anda bisa pamer kepada orang-orang di sekitar dan membuat terkagum-kagum.
Namun, sayangnya untuk bisa memboyong perangkat ini ke dalam genggaman Anda dibutuhkan harga lumayan. Untuk pre-order, Yota mematok handset ini di angka Rp 8,9 juta. Menurut juru bicara Yota di Indonesia, harga tersebut bisa saja naik setelah peluncuran di bulan Februari 2016.

Untuk ukuran ponsel dengan chipset Snapdragon 801 dan RAM 2 GB, harga Yotaphone 2 memang tergolong premium. Tapi ya itu tadi, sejatinya smartphone ini tak cuma menjual spesifikasi, melainkan keunikan dua layarnya sebagai daya tarik utama yang bisa membuat orang di samping Anda meliriknya.

(mag/ash)