Jika Anda tergolong salah satunya, maka bersiaplah untuk menyambut ponsel dari vendor asal negeri tirai bambu yang akan mengubah pandangan tersebut. Ini bukan sembarang ponsel China biasa.
Ya, Huawei belum lama ini meluncurkan seri P8 yang merupakan ponsel premium mereka. Tidak tanggung-tanggung, Huawei mengadakan peluncuran perangkat ini secara besar-besaran di London, Inggris.
Sebagai ponsel yang didaulat sebagai andalan, P8 tentu punya penampilan yang oke dan tentunya berbagai hal menarik lainnya. Seperti apa impresi kami setelah menggunakannya selama beberapa minggu?
Simak hasil review detikINET berikut ini.
Desain
|
Secara garis besar, P8 tampil flat di bagian muka dan belakang, dengan sudut yang sedikit membulat untuk menghilangkan kesan kaku.
Dengan balutan material metal plus konstruksi unibodi, P8 ini terasa sangat solid di tangan. Badan perangkat yang ramping juga menambah kesan elegan dari P8.
Meski ramping, tapi pinggiran P8 tetap cukup untuk meletakan jari sehingga tidak mengurangi kenyamanan di genggaman. Hal lain yang membuat P8 tampil keren tidak lain adalah bezel kiri-kanan layar hadir begitu tipis.
Tombol home, menu, dan back hadir dalam bentuk on screen button di bagian bawah layar. Tombol power dan volume ada di sisi kanan, 3,5 mm headphone jack di bagian atas dan di bagian bawah terdapat port micro USB, serta speaker.
Layar
|
Dengan ukuran 5,2 inch sebagian orang pasti beranggapan P8 adalah ponsel dengan ukuran besar, tapi ternyata tidak demikian pada kenyataannya. ukuran
Huawei P8 tetap terasa pas di tangan khususnya untuk pengguna yang tidak senang dengan ponsel berukuran besar.
Soal kualitas, layar P8 sama sekali tidak mengecewakan. Saturasinya bagus, kontras juga ok, serta didukung sudut melihat yang lebar dan visibilitas outdoor yang baik.
Pilhan untuk mengatur suhu warna layar tersedia dan bisa disesuaikan dengan preferensi pengguna P8, tapi menurut kami komposisi awal sudah baik dan pas.
Software
|
App drawer tidak tersedia, sehingga kemampuan pengguna dalam menyusun aplikasi dalam folder sangat dibutuhkan untuk menjaga susunan aplikasi pada P8 tetap rapi.
Kustomisasi tampilan user interface bisa dikustomisasi oleh pemakainya dengan berbagai pilihan yang sudan terinstall secara default.
Hanya saja memang pilihan tema yang ada terbilang terbatas dan tidak ada opsi untuk mengunduh secara online. Untuk icon-icon aplikasi pada Emotion UI sendiri hadir berbentuk kotak dengan sudut yang membulat dan warna yang cerah.
Emotion UI pada Huawei P8 membawa fitur-fitur baru yang antara lain adalah speech awareness dan knuckle sense.
Speech awareness merupakan fitur perintah berbasis suara yang akan membantu pengguna P8 melakukan panggilan telepon atau mencari perangkat jika terselip.
Untuk mengaktifkannya, ada kalimat βOkay Emyβ sebagai perintah default, tapi pengguna bisa menggantinya dengan kalimat lain yang diinginkan.
Dalam praktiknya, fitur ini mampu berjalan dengan cukup baik, dan ternyata cukup menyebut bagian kata belakang saja sudah cukup untuk mengaktifkannya.
Huawei P8 juga punya fitur knuckle sense. Dengan menggunakan bagian tangan seperti pada foto di bawah, pengguna P8 bisa mengambil screenshot dengan menggambar bentuk kotak, atau dengan mengetuk layar dua kali.
Sebenarnya fitur ini cukup fungsional, hanya saja layar P8 sering kali keliru dalam membedakan antara ujung jari dengan bagian tangan yang semestinya digunakan untuk mengaktifkannya sehingga fitur knuckle sense sering aktif di saat tidak diinginkan. Ini terasa sangat mengganggu khususnya saat sedang browsing atau bermain game.
Hardware dan Performa
|
Multitasking tak akan menjadi masalah berkat ruang RAM sebesar 3GB yang ada. Setiap proses yang berjalan pada P8 dapat belangsung dengan cepat dan mulus tanpa hambatan.
Untuk mengolah grafis, ada GPU Mali-T628 MP4 yang sudah mumpuni untuk mendukung tampilan game dengan detil grafis tinggi seperti misalnya pada Ashpalt 8 atau Riptide GP 2.
16 GB adalah ruang penyimpanan internal yang tersedia pada Huawei P8 yang kami review ini. Cukup kecil memang sebenarnya, tapi untungnya ada tambahan slot micro SD up to 128 GB yang tentu sangat besar jika bisa dimaksimalkan.
Mengingat badan perangkatnya yang tipis, kemampuan tentang daya tahan baterai tentu menjadi hal yang patut dipertanyakan.
Huawei P8 sendiri didukung dengan kapasitas 2.680 mAh yang sebenarnya sudah terhitung lumayan besar.
Untuk daya tahannya sendiri, pengguna yang hanya memakainya untuk keperluan standar seperti online chat, media sosial, dan browsing sudah bisa cukup bergembira karena P8 mampu bertahan 14-15 jam dengan screen on time 4 jam lebih.
Sedangkan untuk penggunaan lebih intens dengan tambahan game dan akses youtube yang sering, waktu 10 jam dan screen on time 3 jam ++ masih bisa ditembus oleh ponsel ini.
Kamera
|
Mode pengambilan foto yang tersedia sebenarnya tidak banyak karena hanya sebatas pilihan populer seperti HDR dan panorama.
Yang berbeda, Huawei P8 menawarkan mode baru seperti super night untuk pengambilan foto dalam gelap, dan light trail yang ok banget jika didukung dengan tangan yang stabil atau tripod.
Selama menggunakan P8 untuk mengambil foto dalam berbagai situasi, kami terkesan dengan hasil yang didapatkan. Foto dalam kondisi cahaya memadai dalam kondisi outdoor maupun indoor hadir dengan saturasi, kontras, dan detil yang baik.
Untuk kondisi low light, hasil yang didapatkan masih tergolong memuaskan, hanya saja detil, serta saturasi mengalami penurunan.
Bagi pencinta selfie kamera depan P8 sepertinya bisa bagian favorit. Dengan bekal resolusi 8 MP, foto yang ditangkap hadir dengan kualitas yang ok.
Fitur beauty sudah pasti ada untuk mempercantik penampilan objek foto, tapi tampaknya Huawei tidak puas sampai di situ. P8 juga menghadirkan yang disebut dengan perfect selfie.
Dengan fitur tersebut, pengguna P8 bisa menyimpan setelan βmake upβ sehingga menghasilkan foto selfie yang konsisten.
Perekaman video menggunakan P8 maksimal ada pada resolusi 1080p dengan 30 FPS. Hasil yang didapat terbilang bagus dan didukung dengan audio yang punya kualitas baik.
Berikut hasil foto yang dihasilkan P8:
Kesimpulan
|
Bukan hanya karena mumpuni lewat spesifikasi di atas kertas, pengalaman yang didapat selama memakainya pun patut diacungi jempol.
Meski tidak dilengkapi prosesor seperti snapdragon atau mediatek, Huawei P8 nyatanya tetap punya performa yang bagus. Selain performa dalam menjalankan tugas, kamera yang prima juga menjadi poin plus lain dari Huawei P8.
Jika bicara kekurangan, maka tidak adanya fitur untuk mematikan knuckle sense adalah yang paling tidak menyenangkan karena layar kadang salah merespon dan fitur aktif ketika tidak diinginkan.