Pada dasarnya kamera ini memiliki 4x lensa optical zoom (28 mm-112 mm), yang dirasa cukup untuk mengambil objek secara long shoot, untuk ukuran kamera saku di kelasnya.
Dengan sensor 12 MP nya, IXUS 120 IS dapat memproduksi foto berskala besar hingga resolusi 4000x3000 pixel, seperti yang dimiliki 'sepupunya' yakni IXUS 200 IS. Padahal di hari lahir yang sama, seri Power Shot terbaru Canon yakni G11 dan S90 yang ditujukan bagi pengguna yang sedikit lebih advanced, hanya memiliki resolusi sebesar 10 MP. Mungkin ini adalah satu alasan, mengapa kamera saku seri terbaru IXUS ini terasa spesial dan layak dimiliki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Performa IXUS 120 IS
Saat detikINET mencoba kemampuan AF (Auto Focus) milik IXUS 120 IS, performanya istimewa. Pasalnya mode AF-Point Zoom-nya, dapat memperbesar objek secara otomatis dan berfokus di area tertentu, sesaat sebelum tombol kamera digunakan untuk memilih fokus secara manual (dengan menekan setengah tombol shutter).
Fitur menarik lainnya adalah face detection. Sewaktu pengguna mensetting timer otomatis untuk berfoto bersama teman, IXUS 120 akan menunggu hingga ada wajah baru yang terdeteksi sebelum gambar benar-benar diambil. Untuk hal ini responnya lumayan cepat.
Salah satu hal yang membuat detikINET kecewa saat mencoba IXUS 120 IS adalah, body-nya yang terlalu tipis. Pengguna akan kurang nyaman dalam mengoperasikan kamera ini secara manual. Pasalnya tombol menu serta directional pad, terasa susah untuk dijangkau dan kurang nyaman saat digenggam, khususnya bagi pengguna yang memiliki tangan berukuran besar.
Pada dasarnya kamera ini tergolong simple untuk dioperasikan. Apalagi dengan optical image stabiliser-nya yang mampu mengurangi efek gambar blur akibat goncangan, saat mengambil gambar. Alhasil saat dijajal detikINET untuk mengambil objek dengan melakukan zoom secara maksimal ataupun digunakan untuk membidik objek di malam hari, gambar dapat diambil secara jelas tanpa bantuan tripod/monopod sekalipun.
Kemampuan merekam Video dalam format HD
Canon IXUS 120 IS juga memiliki fitur untuk merekam video dalam format High Definition (HD) dengan resolusi maksimal 720p dalam 30 fps. Hasil rekaman video pun dapat langsung di-share, dengan konektivitas kabel USB, A/V port ataupun HDMI port.
Saat dicoba detikINET untuk merekam video di dalam dan luar ruangan, kualitas suaranya terasa biasa saja, bahkan untuk dipreview ke TV. Standar untuk ukuran kamera saku.
Sayang Canon tidak menyertakan kabel HDMI dalam box IXUS 120 IS. Canon hanya membekali dengan kabel port Audio/Video serta kabel USB.
Kesimpulan:
Berbekal prosesor DIGIC 4 dan lensa yang mumpuni, kamera ini dapat mengabadikan momen-momen berharga dimanapun dan kapanpun, bahkan dengan cahaya yang minim. Pengoperasiannya pun cukup mudah, bahkan untuk orang yang belum pernah mengoperasikan IXUS sekalipun.
Selain itu masih ada kemampuan untuk merekam video berformat HD, yang langsung dapat dipreview ke TV ataupun diolah dengan software video editing. Canon juga menyertakan software Canon utilities yakni: ZoomBrowser EX 6.4 serta PhotoStitch 3.1, dalam box IXUS 120 IS.
Jika berminat 'meminang' kamera saku terseksi dari jajaran keluarga terbaru IXUS ini, calon pembeli bisa merogoh kocek sebesar Rp 3.500.000. Sebuah harga yang relatif mahal untuk ukuran kamera saku di kelasnya. Tersedia 4 pilihan warna (silver, hitam, coklat dan biru).
Kelebihan:
+ Super slim setipis 22mm.
+ Respon lensa yang cepat.
+ Dapat merekam video berformat HD.
Kekurangan:
- Harga relatif mahal.
- Kurang nyaman saat digenggam, terkesan mudah terlepas dari genggaman. (fw/faw)