Konspirasi 5G Penyebar Corona Bakal Diberantas Twitter
Hide Ads

Konspirasi 5G Penyebar Corona Bakal Diberantas Twitter

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Minggu, 28 Jun 2020 15:11 WIB
NEW YORK, NY - NOVEMBER 07:  The Twitter logo is displayed on a banner outside the New York Stock Exchange (NYSE) on November 7, 2013 in New York City. Twitter goes public on the NYSE today and is expected to open at USD 26 per share, making the company worth an estimated USD 18 billion.  (Photo by Andrew Burton/Getty Images)
Foto: GettyImages/Andrew Burton
Jakarta -

Twitter mengaku bakal memperbaiki cara mereka dalam memberantas penyebaran teori konspirasi 5G penyebar Corona di jejaring media sosial mereka.

Langkah ini diambil Twitter setelah sejumlah pengguna melaporkan kalau kicauan mereka yang berisi informasi terkait COVID-19 malah diberi label fact-check.

"Dalam beberapa minggu belakangan, anda mungkin melihat Tweet yang diberi label dan dikaitkan dengan informasi terkait COVID-19. Tak semua Tweet itu berpotensi berisi konten misleading terkait COVID-19 dan 5G.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Twitter sudah mulai melakukan pengecekan fakta terhadap kicauan yang berisi konten mengenai 5G dan COVID-19 sejak awal Juni ini. Yaitu dengan memberi label yang meminta pengguna untuk membaca fakta terkait COVID-19, yang kemudian ditautkan ke sebuah Twitter moment mengenai 5G yang tak berhubungan sama sekali dengan virus Corona.

Hal ini sebenarnya dilakukan untuk menepis semua kabar hoax yang menyebut kalau instalasi jaringan 5G adalah penyebab tersebarnya virus Corona, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (28/6/2020).

ADVERTISEMENT

Sebelumnya Twitter memang sangat ketat dalam memberantas bermacam hoax terkait COVID-19. Bahkan mereka tak segan memberikan laber 'harmful activity' untuk kicauan yang menyebarkan hoax terkait virus tersebut.

Namun tampaknya aksi razia tersebut agak terlalu berlebihan karena kicauan yang mengandung kata 'oxygen' dan 'frequency' pun kemudian diberi label 'fact-check'. Diasumsikan kata tersebut mengacu pada narasi yang dibangun oleh penyebaran hoax 5G Corona tersebut, yaitu frekuensi 5G yang mereka sebut bisa menyedot semua oksigen dari atmosfer.

Untungnya kini Twitter mengaku tengah membangun sistem otomatisasi yang bisa mencari kicauan yang lebih relevan. Tujuannya tentu untuk mengurangi jumlah kicauan yang salah diberi label.




(asj/asj)