Semua orang pasti sudah tahu kalau buaya modern berjalan dengan empat kaki yang pendek. Tapi ilmuwan baru saja mengungkap buaya kuno yang memiliki cara berjalan yang unik.
Dari jejak kaki yang ditemukan di Korea Selatan, saudara jauh buaya modern ini rupanya berjalan dengan dua kaki. Buaya kuno ini diperkirakan memiliki panjang sekitar 3 meter dan hidup 120 juta tahun yang lalu.
Dikutip detikINET dari Cnet, Senin (15/6/2020) hingga saat ini tidak ditemukan fosil tulang buaya kuno tersebut, tapi belasan jejak kakinya, termasuk jejak kulitnya, diawetkan di bebatuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jejak kaki ini cukup besar, dengan panjang sekitar 24 cm. Ahli paleontologi dari University of Queensland yang juga peneliti senior studi ini, Anthony Romilio, mengatakan buaya kuno ini kemungkinan memiliki kaki yang tingginya sama seperti kaki manusia dewasa.
Walau hanya fosil jejak kaki, temuan ini tetap diberikan nama ilmiah seperti binatang. Karena ukurannya yang besar, jejak fosil ini dinamakan Batrachopus grandis.
![]() |
Awalnya, tim peneliti yang dipimpin oleh Kyung Soo Kim dari Chinju National University of Education mengira jejak ini ditinggalkan oleh pterosaurus, dinosaurus terbang yang berjalan dengan dua kaki di daratan.
Setelah dilihat lebih teliti, jejak kaki ini justru lebih mirip dengan jejak kaki milik buaya. Romilio mengatakan jejak kaki ini merupakan temuan yang spektakuler karena masih memiliki detail seperti jari kaki dan sisik di bagian kaki.
Dari jejak kaki ini, ilmuwan tidak menemukan jejak tangan atau tanda ekor yang diseret di tanah. Ilmuwan harus melihat lebih dekat untuk memastikan jejak kaki ini bukan jejak tangan yang tersembunyi.
Setelah menganalisis jejak kaki ini, ilmuwan menyimpulkan bahwa jejak kaki ini tidak ditinggalkan oleh pterosaurus atau dinosaurus berkaki dua lainnya.
"Dinosaurus dan burung keturunannya berjalan dengan jari kaki mereka. Buaya berjalan dengan telapak kaki mereka meninggalkan jejak tumit yang jelas, seperti halnya manusia," kata Kim.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada 11 Juni.
(vmp/afr)