Semakin banyak orang yang muncul dan mengaku sebagai time travel atau penjelajah waktu. Apabila dilihat secara saintifik, apakah time traveling memungkinkan?
Mengutip Space Place, Sabtu (13/6/2020) sebuah kanal dari situs milik NASA, ternyata hal ini bisa saja. Tapi yang jadi pertanyaannya, atas dasar apa kemungkinan itu bisa terjadi.
Lebih dari 100 tahun yang lalu, seorang ilmuwan terkenal bernama Albert Einstein membawa gagasan tentang cara kerja waktu. Dia menyebutnya relativitas. Teori ini mengatakan bahwa waktu dan ruang saling terkait. Einstein juga mengatakan alam semesta kita memiliki batas kecepatan, artinya tidak ada yang dapat melakukan perjalanan lebih cepat daripada kecepatan cahaya (186.000 mil per detik).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ilmuwan Ini Klaim Temukan Mesin Waktu |
Nah, menurut teori ini, semakin cepat kalian bepergian, semakin lambat pula mengalami waktu. Para ilmuwan telah melakukan beberapa percobaan untuk menunjukkan bahwa ini benar. Salah satunya ialah percobaan menggunakan dua jam yang diatur ke waktu yang sama persis. Satu jam tetap berada di Bumi, sementara yang satunya terbang dengan pesawat yang bergerak dengan arah yang sama dengan perputaran Bumi.
Setelah pesawat terbang ke seluruh dunia, para ilmuwan membandingkan kedua jam itu. Hasilnya? Jam di pesawat bergerak sedikit terlambat dibandingkan jam yang ada di darat. Sederhananya, jam di pesawat terbang sedikit lebih lambat dalam waktu dari 1 detik per detik.
Tapi detikers, meski memungkinkan, jika berandai-andai apakah memungkinkan menggunakan mesin waktu untuk melakukan perjalanan ratusan tahun ke masa lalu atau masa depan. Jawabannya maaf bila mengecewakan kalian, sebab perjalanan waktu semacam itu hanya terjadi di buku dan film. Nyatanya, meski perjalanan waktu ada kemungkinan dapat dilakukan, hingga saat ini belum ada yang benar-benar bisa berpindah tahun atau hari.
Atau sudah adakah? Coba bagikan pendapatmu mengenai kemungkinan ada tidaknya perjalanan waktu.
(ask/agt)