Hong Kong Bikin Alat 'Peramal' Penyakit dan Tes Swab Kilat
Hide Ads

Hong Kong Bikin Alat 'Peramal' Penyakit dan Tes Swab Kilat

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Kamis, 21 Mei 2020 16:12 WIB
Alat Swab Corona 15 Menit Buatan Hong Kong
Hong Kong Bikin Alat Peramal Penyakit dan Tes Swab Kilat (Foto: Norm Yip/SCMP)
Jakarta -

Dua perusahaan bioteknologi Hong Kong melakukan inovasi keren untuk melawan COVID-19. Mereka membuat alat yang bisa meramal penyakit dan tes swab 15 menit.

Diberitakan South China Morning Post, dilihat Kamis (21/5/2020) di Hong Kong ada perusahaan Sanwa BioTech's. Baru-baru ini mereka meluncurkan alat tes swab yang selesai dalam 15 menit dan hasilnya akurat.

"Kompetitor kamu butuh waktu 30 menit untuk tes swab," kata CEO Sanwa, Kelvin Chiu.

Hal ini tentu sudah lebih cepat dari rata-rata tes swab virus Corona di dunia yang bisa makan waktu setengah hari atau lebih. Inovasi ini tentu kabar baik untuk tenaga medis yang menghadapi pasien dalam jumlah banyak.



Alat ini dinamakan ALiA atau Array Based LED induced fluorescence Immunoassay. Ukurannya sebesar rice cooker dengan berat alat cuma 5 kg. Cara kerjanya adalah dengan menganalisa sampel droplet tes swab hidung atau darah yang ditaruh pada chip kecil.

Sekali uji bisa sampai 5 panel sekaligus untuk deteksi aneka penyakit berbeda. Analisa akan selesai dalam 15 menit. ALia sedang diuji di RS Prince of Wales Hong Kong. Kalau layak medis, dia akan siap digunakan tenaga medis dalam 3 bulan mendatang.

Satu lagi adalah Govita Tech. Mereka membuat alat pemindai biomarker. Alat ini akan memindai molekul, gen, dan karakter lain untuk 'meramalkan' potensi penyakit pada seseorang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


CEO Govita Tech, Vince Gao mengatakan pihaknya bertujuan mengembangkan teknologi yang menyusun road map kesehatan pada individu pasien. Dengan begitu, seseorang bisa uji dini dan mencegah penyakit sebelum terjadi termasuk COVID-19.

"Dengan kombinasi genetik atau genotip dengan fenotip, kita bisa menggunakan semua informasi itu untuk mendapatkan program kesehatan yang cocok untuk seseorang," kata Gao.

Teknologinya akan melibatkan Artificial Intelligence untuk menganalisa 300 biomarker terkait imunitas, kondisi mental, kesehatan kardiovaskular, komposisi tubuh, hormon dan potensi kanker. Teknologi ini sudah dipakai di beberapa klinik di Hong Kong sebagai upaya pencegahan penyakit pada pasien.




(fay/rns)