Huawei Digencet AS, China Ancam Lumpuhkan Apple
Hide Ads

Huawei Digencet AS, China Ancam Lumpuhkan Apple

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 18 Mei 2020 10:40 WIB
BEIJING, CHINA - JANUARY 07:  Customers look at iPhones on display at an Apple Store on January 7, 2019 in Beijing, China. Apple Inc. lowered its revenue guidance last week, blaming Chinas slowing economy and weaker than expected iPhone sales, as the companys chief executive officer Tim Cook said in a letter to investors the sales problems were primarily in its Greater China region that accounts for almost 20 percent of its revenue and includes Hong Kong and Taiwan. (Photo by Kevin Frayer/Getty Images)
Apple Store di Beijing. (Foto: Getty Images)
Beijing -

Apple pantas khawatir dengan upaya balas dendam China setelah Huawei kembali digencet pemerintah Amerika Serikat. Sebagai raksasa teknologi yang banyak bergantung pada proses manufaktur di Negeri Tirai Bambu, posisi Apple memang rentan.

Seperti diberitakan, Presiden Donald Trump memperpanjang keputusan eksekutif yang ditandatangani Mei 2019 yang melarang perusahaan AS menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh perusahaan yang dianggap mengancam keamanan nasional.

Larangan dagang ini bahkan diperluas dengan mewajibkan perusahaan asing yang menggunakan peralatan pembuat chip dari AS untuk mempunyai lisensi sebelum dapat memasok chip untuk Huawei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikINET dari South China Morning Post, pemerintah China langsung bereaksi membela Huawei. "Kami menyarankan pihak AS untuk segera menghentikan tekanan tak beralasan mereka ke Huawei dan perusahaan China lain," sebut Kementerian Luar Negeri China.

Media pemerintah China, Global Times, bahkan memberitakan terang-terangan bahwa sasaran China adalah Apple. Disebutkan bahwa perusahaan AS seperti Apple akan diinvestigasi dan akan mendapat pembatasan tertentu.

ADVERTISEMENT

Dikatakan bahwa Apple dan juga perusahaan teknologi lain semacam Qualcomm dan Cisco sangat bergantung pada pasar China. Perusahaan-perusahaan AS itu akan terus diperiksa.

"China akan meluncurkan investigasi tiada henti kepada perusahaan-perusahaan itu, ibaratnya seperti pedang yang berada di kepala mereka. Hal itu akan mengurangi kepercayaan investor dan menurunkan income dari pasar China," sebut sumber Global Times.

Jika benar terjadi, dampaknya mungkin cukup fatal bagi Apple. "Jika Beijing mendeklarasikan semua produk Apple yang dibuat di China harus diperiksa, yang akan menunda pengapalannya, maka dalam 3 bulan Apple akan mati," cetus Victoar Gao dari Centre for China and Globalisation.




(fyk/afr)