Tips Beli Ponsel Sesuai Budget dan Kebutuhan
Hide Ads

Tips Beli Ponsel Sesuai Budget dan Kebutuhan

Lucky Sebastian, - detikInet
Rabu, 13 Mei 2020 04:10 WIB
Ilustrasi Smartphone
Tips Beli Ponsel Sesuai Budget dan Kebutuhan. (Foto: Julian Chokkattu/Digital Trends)
Jakarta -

Sekarang banyak HP spesifikasinya mirip-mirip, harganya pun tidak beda jauh. Bahkan satu merek aja bisa punya HP yang spesifikasinya mirip dan harga beda tipis. Jadi tambah bikin galau mau beli HP baru. Gimana dong biar fokus mau beli HP yang sesuai dengan budget dan kebutuhan?

Jawaban:

Memang sekarang ini strategi para vendor berubah karena ketatnya persaingan memperebutkan konsumen untuk menjadi brand nomor satu. Ini tentu saja dialami oleh smartphone dengan OS Android, karena sebagian besar vendor, di atas 80% menggunakan OS ini. Sementara Apple dengan iOS nya berjalan sendiri karena tidak mengizinkan OS nya digunakan brand lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau gengsi brand ada di smartphone kelas atas atau flagship, karena menawarkan teknologi paling baru dan paling canggih, tetapi market share sebagai brand nomor satu yang paling banyak dipilih konsumen, didapat dari penjualan smartphone dengan harga yang lebih terjangkau, seperti seri mid-range atau budget.

Smartphone flagship bisa dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan margin keuntungan yang cukup. Beda lebih mahal Rp 2-3 juta daripada brand lain bisa tetap laku selama kepercayaan konsumen terhadap brand kuat, karena ada faktor seperti trend dan gengsi di dalamnya.

ADVERTISEMENT

Tetapi semakin ke kelas lebih bawah, margin ini semakin mepet karena harga jual sangat mempengaruhi masyarakat di kelas ini, dan persaingan semakin ketat, bahkan bisa disebut saling sikut. Beberapa tahun lalu pasar smartphone masih lebih luas, pertumbuhan pengguna smartphone masih tinggi karena banyak yang belum memilikinya, atau baru berganti dari feature phone ke smartphone.

Umur penjualan sebuah tipe smartphone bisa cukup lama, misal tipe A, pertama dijual di Amerika, enam bulan kemudian baru di jual di China, tahun berikutnya baru masuk ke Indonesia, masih tetap terasa kebaruannya.

Sekarang ini negara-negara yang jadi pasar utama pengguna smartphone sudah saturasi, atau sebagian besar masyarakatnya sudah menggunakan smartphone. China sudah menjadi pasar smartphone terbesar, sudah sangat sedikit yang belum memilikinya, jadi hanya mengandalkan pengguna mengganti atau update tipe smartphone untuk tetap berkembang, demikian juga dengan Amerika. India menjadi negara target berikutnya termasuk negara-negara Asia lain, dengan pangsa terbesar di Indonesia.

Strategi pertama yang bisa mengandalkan sebuah tipe smartphone bisa bertahan dijual lama, tidak bisa lagi diterapkan sekarang. Brand smartphone, terutama dari China semakin maju dalam teknologi, agresif dalam pemasaran, dan sangat kompetitif dalam sisi harga.

Banyak brand global yang terkenal, tidak mampu mengikuti langkah mereka dan tumbang. Strategi lama bahwa sebuah tipe smartphone bisa bertahan lama, setidaknya satu tahun untuk tetap dirasa kebaruannya tidak bisa lagi digunakan sekarang, karena akan kalah bersinar dengan smartphone baru di kelasnya yang menawarkan kebaruan bentuk, warna, dan sedikit update teknologi.

Jadi para vendor berganti dengan beberapa strategi yang membuat kondisi smartphone sekarang mirip-mirip baik dari segi spesifikasi dan harga.

Strategi sekarang sebuah tipe smartphone 'hanya' dipersiapkan untuk bertahan kebaruannya sekitar 3-4 bulan saja. Secara jumlah tidak diproyeksi terlalu banyak, setelah 3-4 bulan penjualannya akan distop dan diganti dengan tipe penerusnya.

Cara ini sekarang bisa lebih menarik untuk memikat konsumen, yang sekarang juga sering mudah bosan. Sebenarnya waktu penjualan singkat dan jumlah yang tidak terlalu banyak ini, dari sisi modal produksi akan menjadi mahal. Untuk menyiasatinya makanya dibuat model yang mirip untuk varian berikutnya, dengan perubahan yang hanya sedikit dari bentuk, seperti penggantian tipe kamera, warna body, dan perubahan kecil kosmetik bila diperlukan. Dengan cara ini banyak penghematan modal produksi dilakukan, makanya bentuk-bentuk smartphone sekarang mirip- mirip, dengan beda jeroan sedikit. Bikin varian untuk tipe yang laku.

Cara ini sekarang mudah kita temui dengan tipe sama yang dilabeli tambahan seperti dengan huruf A, S, Lite, Pro, dan lain sebagainya. Kemudian gandakan dengan pilihan RAM dan Internal Storage yang berbeda, lipat gandakan lagi dengan pilihan warna dan buat edisi khusus.

Cara ini dilakukan untuk merangkul sebanyak mungkin konsumen yang terkendala dengan biaya, karena margin di segmen ini juga kecil. Margin kecil bisa menjadi bukit jika tingkat penjualan tinggi, dan bonusnya nanti di peringkat ranking brand smartphone, dengan market share terbesar.

Dengan membuat banyak varian, pembeli yang masih memiliki budget lebih bisa mengambil yang pro, yang pas-pasan bisa turun sedikit ke versi lite, dan lain sebagainya. Kalau dulu banyak kekosongan dalam pilihan smartphone pada budget tertentu, sekarang ini jika budget kurang dari 100 ribu rupiah pun, bisa tetap memiliki pilihan tipe smartphone lain, bahkan dari satu merek.

Ini mengapa sekarang semua brand sebentar-sebentar mengeluarkan smartphone tipe baru. Karena persaingan yang ketat dan ongkos riset untuk mengetahui apa yang dimaui pasar tidak murah, maka cara lihat merek sebelah menjadi pilihan mudah sekarang. Jika merek sebelah keluar dengan empat kamera, warna gradasi, fitur-fitur yang disambut bagus oleh masyarakat, jangan repot lagi untuk membuat trend lain. Ikuti saja, buat model yang mirip untuk menyainginya dan tambahi sedikit varian dan fitur lain untuk bersaing.

Ini menjadi trend smartphone mid-range dan kelas budget sekarang, bahkan sampai flagship. Alasan ini yang membuat sekarang tidak ada lagi alasan malu untuk meng-copy, karena semua brand melakukannya, yang penting bisa bertahan, ikut trend, dan ada pembelinya, dibanding resiko membuat sesuatu yang lain yang belum tentu digemari masyarakat.

Jadi bagaimana strategi kita sebagai calon pembeli, bagaimana memilih dari sekian banyak pilihan?

Kalau kita punya budget lebih yang dianggarkan untuk smartphone, biasanya tipe lebih atas memiliki teknologi lebih baik. Jadi persempit pilihan mulai dari sini. Kalau budget kita terbatas, godaan selalu datang karena tambah sekian ratus ribu dapat tipe lebih baik, dan seterusnya, akhirnya kita keluar dari budget yang sudah kita anggarkan.

Jadi pertama tetapkan budget untuk smartphone yang mau kita beli, dan tetaplah di budget tersebut. Dari budget tersebut, bandingkan antara brand atau merek, mana yang memberikan tipe terbaik dari harga tersebut. Untuk memastikannya, bisa mencoba membaca review dari media atau para tech reviewer terpercaya yang sekarang mudah ditemui, lihat kelebihan dan kekurangannya.

Tapi kalau kita sudah punya pengalaman bagus dan orang dengan tipe yang percaya dengan sebuah brand, persempit di brand tersebut saja. Sama seperti membeli pakaian atau sepatu, terkadang kita memilih sebuah brand karena pas dan enak digunakan untuk kita, demikian juga smartphone, dari segala kecanggihan hardware, tapi UI atau user interface sangat berpengaruh terhadap kenyamanan ketika digunakan, makanya cenderung banyak orang ketika sudah familiar, sulit berpindah. Satu yang penting juga, perhatikan juga layanan after sales servicenya.

Berangkatlah dari kebutuhan utama kita, misalnya kita lebih banyak berurusan dengan pekerjaan di luar kantor, dan kamera lebih banyak diperlukan sebagai pelengkap, berangkatlah dari memilih smartphone dengan baterai kapasitas ekstra.

Kalau kita banyak aktivitas utamanya memposting foto dan merekam semua kegiatan hidup kita untuk dibagikan di sosial media, berangkatlah dengan memilih kamera terbaik di kelas budget yang kita pilih. Hasil foto ini subjektif, jadi gunakan review sebagai tambahan informasi saja, dan pilih hasil foto yang sesuai dengan apa yang menurut kita bagus.

Waktu 3-4 bulan antara sebuah smartphone "lama" dan "baru" sebenarnya tidak lama. Walau vendor berharap kita selalu memilih yang terbaru, tetapi coba lihat tipe seri yang lebih atas walau lebih lama 3-4 bulan, kemungkinan menawarkan harga yang mirip karena sudah turun, tetapi dengan spesifikasi lebih baik.




(jsn/fay)