Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan, untuk mengusut dugaan kasus peretasan 1,2 juta Bhinneka, pihaknya akan melibatkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Dilibatkannya BSSN ini, sama halnya dengan kasus kebocoran data pengguna Tokopedia beberapa waktu lalu. Hal itu dikarenakan, kata Johnny, peretasan tersebut menyangkut security system.
"Kominfo tentu bekerjasama dengan BSSN bersama dengan PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik), khususnya yang sudah diretas untuk evaluasi dan menganalisa di mana ruang-ruangnya, bagaimana menutup dan menjaga agar menciptakan sistem yang baru lebih tahan terhadap serangan-serangan," ujar Johnny, Senin (11/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan, security system sendiri itu berada di bawah BSSN dan secara teknis barangkali BSSN lebih bisa memberikan komentarnya tentang security system, tapi kita bekerjasama," ungkap Menkominfo menambahkan.
Menkominfo juga mengatakan pemilik platform e-commerce pun juga menjadi korban atas peretasan data pengguna para e-commerce di Tanah Air ini.
"Mereka bagian diserang karenanya kita harus saling membantu untuk menjaga ruang digital ini bisa dijaga dengan baik. Sebagaimana mereka jadi korban, lalu korban berikutnya adalah masyarakat yang memiliki data-data pribadinya di sistem mereka," tuturnya.
Kendati begitu, dijelaskan Menkominfo, PSE memiliki kewajiban dalam melindungi data pribadi pengguna itu sesuai dengan yang tercantum di Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik.
"Yang sudah mengambil langkah langsung itu kan Tokopedia yang kemarin, Bukalapak juga menyampaikan kalau yang diretas itu data lama, lalu Bhinneka dan juga lain-lainnya yang belum terdampak juga harus berjaga-jaga agar jangan sampai datanya diretas juga," pungkas Johnny.
Diberitakan sebelumnya, kelompok peretas atau hacker ShinyHunters merupakan aktor pembobol 1,2 juta data pribadi pengguna Bhinneka. Kelompok hacker ini juga yang bertanggungjawab kebocoran data Tokopedia yang dijual di darkweb.
Total ada 73,2 juta data pengguna dari 10 perusahaan teknologi berbagai negara yang dijual USD 18.000. Dari data itu termasuk 1,2 juta pengguna e-commerce Bhinneka.
(agt/fyk)