Serikat Pekerja Tolak PHK Saat Wabah Corona, Ini Kata Indosat
Hide Ads

Serikat Pekerja Tolak PHK Saat Wabah Corona, Ini Kata Indosat

tim - detikInet
Kamis, 02 Apr 2020 11:06 WIB
Indosat, Kota Digital Indonesia, Head of Business Development IoT & Smart City Indosat Ooredoo Hendra Sumiarsa
Serikat Pekerja Tolak PHK Saat Wabah Corona, Ini Kata Indosat (Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET)
Jakarta -

Indosat Ooredoo didesak oleh Serikat Pekerja Indosat untuk menghentikan proses PHK karyawannya di tengah wabah virus corona COVID-19. Operator seluler itu pun buka suara.

Indosat menjelaskan bahwa reorganisasi bisnis yang dilakukan sebagai bagian dari Strategi Tiga Tahun-nya untuk bertransformasi menjadi brand yang lebih gesit dan terpercaya telah diterima dengan baik oleh karyawannya.

Disebutkan pula, reorganisasi ini telah diterima 92% dari total 677 karyawan yang terkena dampak dan telah menjalani fase transisi yang dinilai perusahaan berjalan lancar pada Maret lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Dengan dimulainya langkah-langkah ini, reorganisasi struktur perusahaan sebagian besar telah selesai," ujar Director & Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo Irsyad Sahroni melalui keterangan tertulis yang diterima detikINET, Kamis (2/4/2020).

Adapun terkait saat terjadi wabah virus corona, Indosat menyatakan komitmennya untuk memperlakukan karyawannya dengan tepat.

"Kami memahami bahwa ini adalah saat yang sulit bagi karyawan kami. Indosat Ooredoo berkomitmen untuk memperlakukan semua orang dengan rasa hormat dan penghargaan," ucapnya.

"Kami akan mengeksplorasi semua opsi yang memungkinkan untuk memberikan dukungan dan untuk memperingan dampak pada rekan-rekan kami," ujar Irsyad menambahkan.

Operator seluler yang identik warna kuning merah ini mengungkapkan pada akhir Februari lalu telah mengadakan pelatihan dan dukungan pasca-kerja kepada karyawannya yang akan dirumahkan tersebut.

"Kami juga gembira bahwa mitra Managed Services berkelas dunia, Ericsson, telah mulai merekrut banyak karyawan kami yang terkena dampak untuk mulai bekerja di bawah payung perusahaannya," tutur Irsyad.

Selain itu, perusahaan telah mengalokasikan Rp 663 miliar untuk mendanai paket kompensasi, dengan angkatan pertama sebesar Rp 343 miliar untuk 328 karyawan yang terkena dampak, tidak termasuk bonus 2019 sebesar 18,3 miliar yang akan dibayarkan sebelum 15 April.

"Kami telah menyelesaikan reorganisasi perusahaan kami pada akhir Februari dan 92% karyawan yang terkena dampak telah menerima kompensasi yang jauh lebih baik daripada yang dipersyaratkan oleh undang-undang," pungkasnya.




(agt/fay)