Realme C-series sudah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guinness World Records dua tahun berturut-turut. Setelah itu mau pecahkan rekor apa lagi, Realme?
Tahun lalu, Realme C75 memecahkan rekor MURI untuk kategori "Smartphone dengan Ketahanan Terlama di Dalam Air". Setelah direndam di kedalaman 0,5 meter selama 29 hari, ponsel ini masih bisa berfungsi seperti biasa.
Hari ini, giliran Realme C85 series yang memecahkan rekor Guinness World Record untuk kategori "Most people performing a mobile phone water resistance test simultaneously" di mana 276 orang bersama-sama menguji ketahanan Realme C85 di dalam air selama dua menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Krisva Angnieszca, Public Relations Lead Realme Indonesia mengatakan pihaknya akan fokus menggarap inovasi yang fungsional untuk C-series. Jika inovasi itu bisa mendorong Realme mematahkan rekor akan jadi bonus.
"Basically lebih ke kita yang penting bisa jadi salah satu yang pertama atau bahkan jadi yang pertama untuk memperkenalkan teknologi tersebut, inovasi tersebut," ujar wanita yang akrab disapa Vava ini saat ditemui setelah hands-on Realme C85 series di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
PR Lead Realme Indonesia Krisva Angnieszca (kiri) Foto: Realme Indonesia |
Vava mencontohkan Realme C85 series, yang akan dirilis pada 26 November mendatang, adalah ponsel pertama di dunia yang memiliki tingkat perlindungan IP69 Pro yang menggabungkan IP66, IP68, IP69, dan IP69K. Sementara itu, Realme C75 merupakan ponsel pertama yang memperkenalkan rating IP69 di segmen harga Rp 2 jutaan.
C-series sendiri menjadi tulang punggung Realme di Indonesia. Vava mengatakan C-series menyumbangkan sekitar 70-80% dari seluruh penjualan Realme di Indonesia.
Vava menjelaskan riset internal Realme menemukan konsumen di segmen harga Rp 2 jutaan lebih mengutamakan ponsel yang tangguh ketimbang performa yang kencang karena mereka banyak yang bekerja di lapangan. Karena itu, Realme selalu menghadirkan inovasi durabilitas di segmen ini.
"Kita akan terus memantau tren juga sih. Kalau misalnya memang trennya shifting gitu kan, ternyata orang para si blue collar itu mereka udah nggak durable lagi, mereka maunya apa gitu. Itu kita bisa aja kita kembangin," pungkasnya.
(vmp/afr)












































