Angka kematian akibat virus corona bisa lebih rendah dari perkiraan. Bahkan angkanya bisa di bawah 1%.
Temuan ini diungkap lewat studi terbaru yang menganalisa data dari China dan peneliti menemukan bahwa tingkat kematian COVID-19 secara keseluruhan adalah 1,38%, seperti dikutip detikINET dari LiveScience, Rabu (1/4/2020).
Tapi jika mereka menyesuaikan untuk kasus-kasus yang kemungkinan tidak diketahui karena sifatnya ringan atau tanpa gejala, angka kematian secara keseluruhan menurun hingga 0,66%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan sebelumnya menemukan bahwa angka kematian berada di rentang 2-3,4% di Wuhan, China di mana wabah ini pertama kali dimulai. Studi terbaru lainnya yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine menemukan angka kematian di kota tersebut sekitar 1,4%, tapi tidak termasuk kasus tanpa gejala.
Studi yang diterbitkan di jurnal The Lancet Infectious Diseases ini bertujuan untuk menemukan 'rasio fatalitas infeksi' atau angka kematian yang mencakup orang dengan gejala ringan yang mungkin tidak dihitung sebelumnya.
Para peneliti menggunakan data dari orang-orang asing di Wuhan yang kembali ke negara asalnya di tengah wabah. Orang-orang tersebut diberikan tes PCR untuk mendeteksi apakah mereka terinfeksi virus corona.
Mereka juga menggunakan data dari penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang juga menerima tes PCR. Karena tes ini juga diberikan kepada orang yang tidak menunjukkan gejala, peneliti bisa memperkirakan prevalensi kasus tersebut.
"Memperkirakan rasio fatalitas infeksi untuk COVID-19 secara real time di tengah epidemi sangat menantang," kata dosen matematika di University of Miami Shigui Ruan.
"Tapi rasio fatalitas infeksi ini merupakan data yang sangat penting yang akan memandu respon dari berbagai pemerintah dan otoritas kesehatan publik di seluruh dunia," sambungnya.
Studi tersebut menemukan bahwa rasio ini akan berbeda di tiap-tiap negara, tergantung pada kebijakan dan langkah yang ditetapkan untuk mengontrol wabah.
Studi ini juga menemukan baha angka kematian berbeda di masing-masing kelompok usia. Angka kematian di kelompok usia 0-9 tahun sekitar 0,0016%, tapi untuk kelompok usia di atas 80 tahun angkanya melonjak menjadi 7,8%.
Selain itu satu dari lima orang berusia di atas 80 tahun yang terinfeksi virus corona kemungkinan besar butuh dirawat di rumah sakit. Sedangkan hanya 1% penderita di bawah usia 30 tahun yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
Tapi perkiraan angka kematian akibat virus corona tetap lebih tinggi dibanding flu musiman yang membunuh 0,1% dari populasi orang yang terinfeksi. Bagi orang berusia 20 hingga 29 tahun, kemungkinan meninggal akibat COVID-19 33 kali lebih tinggi dibanding flu musiman.
"Walau angka kematian untuk anak muda terbilang rendah, sangat jelas bahwa anggapan yang mengatakan COVID-19 sama seperti influenza itu salah," kata Ruan.
(vmp/fyk)