Nilai Apple Anjlok Rp 1.429 Triliun Gara-gara Corona
Hide Ads

Nilai Apple Anjlok Rp 1.429 Triliun Gara-gara Corona

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Rabu, 11 Mar 2020 07:16 WIB
NEW YORK, NY - AUGUST 02:  The Apple logo is displayed in an Apple store in lower Manhattan on August 2, 2018 in New York City. On Thursday the technology company and iPhone maker became the first American public company to cross $1 trillion in value. Apple stock is up more than 20% this year.  (Photo by Spencer Platt/Getty Images)
Apple Store. Foto: Spencer Platt/Getty Images
Jakarta -

Ada dua masalah besar yang membuat valuasi Apple mengalami penurunan cukup besar, mencapai USD 100 miliar atau sekitar 1.429 triliun.

Dua masalah tersebut adalah penyebaran virus corona dan anjloknya harga minyak dunia, yang menyebabkan kebanyakan saham perusahaan menurun rata-rata 7%, termasuk Apple salah satunya.

Nilai saham Apple menurun 8,7% saat dibuka pada Senin (9/3/2020), yaitu menjadi USD 263,75 per lembar saham dari USD 289,03 per lembar saham saat perdagangan ditutup pada Jumat (6/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski turun banyak, valuasi Apple sebenarnya tetap tinggi, masih di atas USD 1 triliun. Valuasi di atas USD 1 triliun itu pertama diraih Apple pada Agustus 2018, di mana Apple adalah perusahaan Amerika Serikat pertama yang mencapai valuasi setinggi itu.

Untungnya, penurunan saham itu tak berlangsung terus-menerus, karena tak lama setelah perdagangan dibuka pada Senin (9/3/2020) lalu itu nilai sahamnya kembali naik menjadi USD 271 per lembar saham.

ADVERTISEMENT

Penyebaran virus corona memang berdampak langsung terhadap Apple, karena semua produk jagoan mereka diproduksi di China, yang merupakan negara pertama tempat virus corona menyebar.

Alhasil produksi produk Apple seperti iPhone pun terdampak karena fasilitas perakitan dan penyuplai komponennya tak bisa beroperasi. Hal ini pun sudah terlihat efeknya karena kini di sejumlah negara ada model iPhone tertentu yang stoknya sudah sulit ditemukan.

Begitu juga dengan 42 Apple Store di China yang terpaksa ditutup, meski sebagian besarnya kini sudah mulai beroperasi kembali secara terbatas, yaitu selama delapan jam per hari dari yang biasanya 12 jam per hari.

Bisa dibilang ini adalah salah satu masa terberat yang dihadapi CEO Apple Tim Cook sejak ia mengambil alih jabatan Steve Jobs pada 2011, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Rabu (11/3/2020).




(asj/asj)