Ada beragam konten di TikTok, dari komedi sampai dance, tapi masihkah ada yang menemukan konten vulgar di dalamnya? TikTok sendiri mengaku sudah menyiapkan banyak hal untuk membuat platformnya menjadi tempat yang aman dan nyaman.
"Kita bisa private akun lalu memilih siapa saja yang bisa menjadi teman duet kita, lalu ada juga block comment," ujar Donny Eryastha Head of Policy TikTok Indonesia, Selasa (11/2/2020), di Kantorkuu Coworking Space, Jakarta Selatan dalam acara peluncuran Panduan Bebas Cyber Bully TikTok.
Selain itu, Donny menuturkan bahwa private message dirancang tidak bisa memberikan pesan berupa gambar sehingga pesan hanya berisi pesan tertulis. Itu pun didukung oleh pengguna yang dapat menentukan siapa yang bisa mengirimkan pesan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara garis besar ada tiga aspek, yang kedua dari kebijakan internal TikTok ada community guideline apa yang boleh dan tidak boleh di TikTok yang vulgar, hate speech, bagaimana menerapkannya kami juga punya tim yang memantau 24 jam," ujarnya.
Istilah yang Donny ungkapkan adalah, ada 'satpam' yang menjaga TikTok dari konten yang terlarang dan diisi oleh orang Indonesia, sehingga memahami bahasa Indonesia dan budaya-budaya yang ada di dalamnya. Tim ini pun menjadi pelengkap learning machine yang digunakan TikTok.
"Ketika mengupload, mereka bisa membaca unsur yang tidak diperbolehkan dan otomatis tidak bisa diupload," jelas Donny.
Selain itu, dari sisi kreator konten sendiri, ada Utari Hues yang berbagi pengalamannya bermain TikTok selama 8 bulan terakhir.
"Ada filter kata kata yang kita hindari misalnya 'gendut', 'chubby', 'jidat jenong', jadi bisa kita block. Sangat membantu di sini ada tips-tipsnya, pastinya, jadi bisa gunakan fitur-fitur yang di TikTok," katanya.
Ia pun mengaku tak akan ambil pusing dengan komentar netizen. Tak jarang, ia akan melaporkan kepada TikTok secara langsung ketika menemukan komentar tidak baik yang ada di kontennya dan mengganggunya secara emosi.
(rns/rns)