Jejak Digital yang Menguak Aksi Bejat Reynhard Sinaga
Hide Ads

Round Up

Jejak Digital yang Menguak Aksi Bejat Reynhard Sinaga

Tim - detikInet
Rabu, 08 Jan 2020 07:20 WIB
Reynhard Sinaga. Foto: dok. Greater Manchester Police
Jakarta - Reynhard Sinaga kena batunya setelah memperkosa banyak pria di Inggris. Beberapa jenis teknologi ia salahgunakan untuk mendukung kejahatannya.

Reynhard, 36 tahun, disebut menyerang setidaknya 195 pria dan memperkosa 48 di antaranya. Modusnya, Reynhard mendekati pria-pria pada dini hari di luar klub malam di Manchester. Dia mengawali obrolan dan menawarkan mereka tempat tidur atau menjanjikan tambahan minuman beralkohol.

Begitu membawa pria-pria itu ke flatnya, Reynhard menyiapkan minuman dicampur dengan obat--kemungkinan menurut polisi GHB--lalu memfilmkan dirinya sendiri saat memperkosa pria-pria itu. Para korban yang tak sadar tidak tahu kalau mereka telah dilecehkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 2017, nasib apes menghampirinya setelah mencoba menyerang seorang pemain rugby berusia 18 tahun. Saat Reynhard melecehkannya, korban mendadak sadar dan langsung menyerang pelaku.


Dikutip detikINET dari Daily Mail, dia menghajar Reynhard sehingga mengalami pendarahan otak dan harus dilarikan ke rumah sakit. Awalnya, polisi malah menahan korban, tapi ponsel berjenis iPhone 4 milik pelaku yang berada di saku korban menjadi titik terang bagi aparat.

Korban rupanya berhasil mengambil telepon putih Reynhard sebelum meninggalkan apartemen itu. Setelah diteliti, iPhone 4 tersebut berisi video-video mesum Reynhard ketika sedang melakukan aksinya. Polisi pun tersadar bahwa ternyata Reynhard yang merupakan penjahat super cabul.

Ketika apartemennya digeledah, polisi menemukan ponsel lain. Ketika apartemennya digeledah, polisi menemukan ponsel lain yang dipastikan adalah iPhone 6 Plus. Pihak kepolisian juga menemukan bukti 3,29 terabyte konten grafis atau setara dengan 250 DVD atau 300.000 foto.

Dua ponsel dari Apple itu dijadikan barang bukti pengadilan. iPhone 4 sendiri keluar pada tahun 2010. Sedangkan iPhone 6 Plus merupakan smartphone andalan Apple yang meluncur pada tahun 2014 bersamaan dengan iPhone 6 yang berukuran lebih kecil.

Grup WhatsApp

Dalam melakukan kejahatan, Reynhard Sinaga ternyata menyempatkan diri untuk saling bertukar pesan di grup WhatsApp dengan teman-temannya.

Hal ini terungkap dalam sidang pengadilan di Manchester. Teman-teman gay yang tergabung di grup WhatsApp itu tak tahu bahwa yang diperbuat Reynhard merupakan bentuk kejahatan perkosaan. Mereka mengira kalau Reynhard adalah semacam Lothario, sebutan untuk pria yang jago merayu.

Dalam satu obrolan WhatsApp, Reynhard mengutarakan bahwa ia akan hidup sendirian. Namun di sisi lain, temannya tersebut seakan memberi semangat kepadanya kalau suatu saat nanti ia akan bertemu seseorang. "Kamu bisa mendapatkan banyak pria straight (heterokseksual)," ucapnya.

Pada saat itu, Reynhard hanya tertawa sambil mengambil foto korban yang ia temukan sebelum dibius olehnya. "Hahahah. Maksudnya, seperti ini?" jawab pria 36 tahun tersebut. "Selalu ada yang baru," respon dari teman Reynhard.


Korban yang saat itu diketahui berusia 21 tahun berhasil dibujuk Reynhard untuk berkunjung ke apartemennya. "Dia konyol, seperti khas para pemuda," kata dia. "Dia memiliki aksen selatan maskulin yang indah," tambahnya.

Lewat grup aplikasi pesan milik Facebook itu juga, Reynhard mengisahkan tentang pengalaman dirinya melewati tahun baru 2015 lalu. "Saya tidak mendapatkan ciuman Tahun Baru, tetapi saya telah mendapatkan hubungan seks pada 2015," imbuhnya.

Dalam obrolan di grup WhatsApp ini pula, Reynhard mengungkapkan Manchester merupakan sebuah kota yang magis. "Kota romansa gay," sebut pria berkacamata ini.

Mengetahui Reynhard sering bergonta-ganti pasangan dengan mudah, teman-teman di grup WhatsApp tergerak untuk meminta rahasianya. Bahkan, Reynhard berani menyebutkan minuman racikannya yang ternyata diam-diam memakai obat GHB yang membuat korban tidak sadar. "Satu tetes seharusnya sudah cukup," ungkap Reynhard.

Media Sosial

WhatsApp dan Facebook rupanya jadi sarana dia menunjukkan para korban. Seperti disebutkan, terungkap kalau Reynhard suka pamer di WhatsApp tentang pria yang dia bawa ke apartemennya. Namun kawan-kawan gay Reynhard menurut polisi tidak tahu bahwa terjadi tindakan kriminal berupa pemerkosaan.

Salah satunya diberitakan Manchester Evening News, mereka memberitakan percakapan WhatsApp itu seolah-olah Reynhard mengajak pria heteroseksual untuk melakukan homoseksualitas. Padahal kenyataannya ada aksi pemerkosaan dalam pengaruh obat-obatan.

Kawan-kawannya hanya menduga Reynhard itu jago merayu pria lain. Semua ucapan Reynhard di WhatsApp dianggap sebagai lelucon, bahkan ketika Reynhard menyebut minuman yang membuat korban tak berdaya. Disangka itu racikan minuman keras biasa.


Aksi Reynhard juga meninggalkan jejak digital terkait Facebook. Pengadilan mengungkapkan polisi mencari korban dari foto screenshoot laman Facebook di ponsel Reynhard.

Rupanya Reynhard selalu membuka laman Facebook korbannya lalu dia screenshoot sebagai koleksi. Dia juga mengambil barang-barang kecil milik korban seperti kartu ATM, SIM, kartu mahasiswa, dompet, jam tangan dan bahkan ponsel.

Polisi menyebutnya ini ibarat 'piala' yang diambil Reynhard dari para korban. Pengadilan di Manchester mengganjarnya vonis pidana seumur hidup dengan menjalani minimal 30 tahun penjara dari 159 dakwaan karena terbukti memperkosa 48 orang. Namun jumlah korban diperkirakan lebih banyak dari itu.