Upaya tersebut akan dilakukan lewat operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang akan dilakukan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca bersama pihak terkait, yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengungkapkan operasi ini memastikan hujan deras yang terjadi di malam tahun baru tidak terjadi kembali, mengingat hujan tersebut mengakibatkan banjir di beberapa lokasi yang sudah memakan puluhan korban jiwa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Pelaksanaan Operasi TMC akan dilakukan sepanjang yang dibutuhkan dan akan dilaksanakan pada puncak periode musim hujan yang bertujuan meminimalkan dampak banjir dengan cara mengurangi curah hujan," ungkap Hammam.
Dua pesawat sudah dioperasikan oleh TNI AU untuk operasi ini TMC ini.Pesawat tersebut akan digunakan untuk menyemai atau menurunkan hujan buatan dengan menurunkan garam di atas awan kumulonimbus yang berpotensi membawa hujan intensitas tinggi seperti saat awal tahun baru lalu.
"TNI AU yang menyediakan dua pesawat saat ini dan akan disesuaikan dengan kebutuhan. CN295 dengan registrasi A2901 dari Skuadron Udara 2 Halim Perdanakusuma (Jakarta). CN295 ini sekali (terbang) mengangkat 2,4 ton garam yang bisa menyemai (hujan). Selain itu juga CASA-212-200 dengan registrasi A2105 dari Skuadron Udara 4 Abdurrahman Saleh, Malang. Ini sekali (terbang) mengangkat 800 kilogram garam," tutup Kepala BPPT.
(afr/afr)