Aurora di Mars disebut dengan nama proton aurora. Namun karena cahaya yang muncul adalah cahaya ultraviolet, fenomena alam ini tak bisa dilihat menggunakan mata telanjang. Fenomena ini terekam oleh kendaraan Mars Atmosphere and Volatile EvolutioN (MAVEN) milik NASA yang saat ini tengah mengorbit di Planet Merah tersebut.
Proton aurora bisa terdeteksi oleh MAVEN menggunakan alat UltraViolet Spectrographs. Menggunakan alat yang sama ini, para peneliti juga meneliti hubungan antara proton aurora dengan banyaknya jumlah air yang menghilang dari Mars.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam animasi yang dibuat oleh NASA terlihat bagaimana proses terciptanya aurora ini. Pertama, solar wind (angin surya) mengirimkan proton ke Mars, kemudian proton ini berinteraksi dengan awan hidrogen yang mengelilingi planet ini.
Kemudian proton itu mengambil elektron dari atom hidrogen, yang membuatnya berubah menjadi neutron. Kemudian partikel netral ini melewati medan magnet Mars yang sering disebut sebagai bow shock.
Saat atom hidrogen ini memasuki atmosfer dan bersenggolan dengan partikel gas, mereka akan mengeluarkan cahaya ultraviolet, yang kita sebut sebagai aurora.
Keberadaan proton aurora ini sebelumnya dianggap sebagai fenomena yang jarang terjadi oleh para ilmuwan. Namun penelitian baru ini mengubah anggapan tersebut, karena proton aurora adalah fenomena yang lazim terjadi, terutama pada musim panas di daerah selatan.
Pada masa inilah Mars berada pada lokasi yang paling dekat dengan matahari, yang juga menyebabkan meningkatnya jumlah air yang menguap menjadi gas ke atmosfer dan kemudian terpisah menjadi hidrogen dan oksigen, sebelum akhirnya menghilang di angkasa.
(asj/asj)