Sebagian wilayah Indonesia akan merasakan Gerhana Matahari Cincin pada 26 Desember mendatang. Momen tersebut bertepatan dengan peringatan 15 tahun tsunami Aceh.
Kabupaten Siak di Provinsi Riau dan Singkawang di Kalimantan Barat diketahui tempat yang sempurna untuk melihat bagaimana detik-detik Bulan menutupi Matahari di siang hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"LAPAN akan mengirimkan tim ke beberapa lokasi pengamatan, di antaranya di Siak dan Singkawang. Dari dua lokasi tersebut, gerhana cincin akan tampak," ujar Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, Rhorom Priyatikanto saat dihubungi detikINET.
Adapun yang dikejar oleh LAPAN saat berlangsungnya Gerhana Matahari Cincin ini hanya bersifat pengamatan publik.
"Hanya melihat peristiwanya dan mengedukasi masyarakat," ucap Rhorom.
Kendati begitu, kata Rhorom, ada tim dari Pusat Sains Antariksa LAPAN yang akan mengamati efek gerhana pada ionosfer.
"Tim tersebut akan menggunakan radar ekuatorial di Agam/Bukittinggi dan beberapa fasilitas pengamatan lainnya untuk meneliti hal tersebut," ungkapnya.
Sebagai informasi, Gerhana Matahari Cincin terjadi saat Bulan berada pada fase Bulan baru, ketika satelit alami itu terletak antara Bumi dan Matahari. Karena orbit Bulan miring terhadap orbit Bumi, Bulan tidak selalu akan berada sejajar dengan Matahari dan Bumi.
Namun, apabila fase Bulan baru terjadi saat Bulan berada pada titik perpotongan garis orbitnya dengan bidang orbit Bumi-Matahari, maka Matahari-Bulan-Bumi akan berada pada garis lurus dan gerhana akan terjadi.
Saat Gerhana Matahari Total, piringan sang Surya tertutup seluruhnya oleh Bulan. Sementara, Gerhana Matahari Cincin pada 26 Desember nanti, piringan Bulan tidak akan 100% menutupi piringan Matahari. Hal ini jadi asal-muasal disebut dengan Gerhana Matahari Cincin.
(agt/fay)