Sebenarnya fitur ini adalah perluasan dari ekstensi bernama Password Checkup yang sebelumnya sudah tersedia sebagai aplikasi tambahan untuk Chrome. Fungsinya adalah memberi peringatan ke pengguna saat passwordnya sudah tak aman lagi.
Definisi tak aman di sini adalah jika username atau password tersebut muncul dalam 4 miliar data yang dikumpulkan Google. Database ini berasal dari sejumlah peretasan yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu ketika si hacker 'melepas' hasil aksinya ke dunia maya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam melakukan pengecekan, Google menggunakan mengenkripsi setiap password secara berlapis. Tujuannya agar Google bisa mengecek dengan aman menggunakan teknik bernama 'private set intersection with blinding'.
Selain pengecekan password, Google juga meningkatkan perlindungan phishing dengan opsi real time. Google mengklaim perlindungan baru ini bisa memperingatkan pengguna di sekitar 30% kasus phishing.
Persentase ini terbilang besar karena para penipu biasanya dengan cepat mengubah domain yang dipakai untuk situs phishingnya, ataupun menyembunyikan situsnya dari crawler milik Google. Padahal, Google secara aktif terus memperbarui daftar situs phishingnya setiap 30 menit sekali.
Chrome versi 79 ini sudah mulai dilepas ke pengguna, dan fitur-fiturnya sendiri akan diluncurkan untuk Chrome versi desktop secara bertahap, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (12/12/2019).
(asj/asj)