eSport Indonesia Sudah Berkembang, Apa Saja yang Masih Kurang?
Hide Ads

eSport Indonesia Sudah Berkembang, Apa Saja yang Masih Kurang?

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 27 Nov 2019 21:00 WIB
Kompetisi esport. Foto: Istimewa
Jakarta - Perkembangan industri esport di Indonesia sudah tidak bisa dielakkan. Berdasarkan data Newzoo, pada 2017 ada 43,7 juta gamer di Indonesia dengan nilai pasar hampir mencapai USD 900 juta.

Tapi, menurut Ketua Indonesia eSports Association (IeSPA) DKI Jakarta, Erlangga Putra, masih ada banyak hal yang kurang dari pengelolaan eSport di Indonesia terutama soal regulasi.


"Banyak sih. Di Indonesia itu pemerintah sudah mendukung, industri esport sudah berkembang pesat tapi regulasinya kedodoran," kata Erlangga saat mengisi panel di acara EXP eSports Academy 2019 di Menara Digitaraya, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini juga diamini oleh Co-founder Yamisok Tech Indonesia, Diana Tjong. Menurutnya, belum adanya regulasi mendorong munculnya turnamen bodong yang dibuat oleh organizer kecil.

"Kalau kita lihat sekarang banyak bola liar, kayak organizer kecil yang tiba-tiba bikin event berantakan dan penuh penipuan. Itu sebenarnya yang lagi dikelola sama regulasi termasuk coaching dan lain-lain," jelas Diana di kesempatan yang sama.

Regulasi yang menaungi esport memang saat ini sedang digarap oleh pemerintah. Regulasi ini nantinya akan fokus pada tiga hal yaitu perlindungan anak, ideologi dan budaya, promosi industri gaming dan promosi industri esport.

Suasana konferensi pers. Suasana konferensi pers. Foto: Virgina Maulita Putri/detikcom


Selain regulasi, Diana juga menyinggung isu infrastruktur dan masih terpusatnya industri esport di Jakarta. Menurutnya, sudah seharusnya tim dan event besar esport merambah daerah-daerah yang potensinya belum digali.

Ekosistem yang masih terpusat ini juga berdampak pada turnamen esport nasional, yang menurut Erlangga hanya diisi oleh tim itu-itu saja.

"Ini liga nasional kok yang main itu-itu saja. Makanya kita bikin bagaimana setiap daerah memiliki tim esport-nya masing-masing," ujar Erlangga



"Misalnya kalau di sepakbola, di Surabaya ada Persebaya dan di Bandung ada Persib. Nanti esport juga seperti itu," pungkasnya.


(rns/rns)