Wacana Tutup Facebook Mengemuka, Menkominfo Bersuara
Hide Ads

Wacana Tutup Facebook Mengemuka, Menkominfo Bersuara

Tim - detikInet
Kamis, 31 Okt 2019 12:34 WIB
Wacana Tutup Facebook Mengemuka, Menkominfo Bersuara
Foto: unsplash
Jakarta - Beberapa waktu silam, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, melontarkan wacana menutup jejaring sosial Facebook. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, pun memberikan tanggapannya.

Menurut dia,permintaan itu adalah semangat untuk mendorong perkembangan inovasi dan inovator digital dalam negeri. Ia berpendapat pada prinsipnya negara memang harus memiliki keberpihakan terhadap inovator dalam negeri.

"Pada prinsipnya bila ada inovator dalam negeri, pencipta kita prioritaskan. Itu semangat di balik pemblokiran," kata Johnny di Kantor Kominfo, baru-baru ini, seperti diberitakan oleh CNN Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Johnny berharap semangat mendorong inovasi dalam negeri ini jangan dianggap membatasi industri asing masuk ke Indonesia. Ia mengatakan negara pasti memfasilitasi operasi perusahaan digital asing di Indonesia selama mengikuti aturan. Di sisi lain, Kominfo berharap industri ekonomi digital lokal juga bisa berkembang.

Ia berharap, Indonesia sebagai bangsa dan pasar ekonomi digital yang besar juga harus memiliki pengaruh besar. "Sebagai bangsa dan pasar yang besar Indonesia kita berharap bahwa, putra putri bisa berkembang dan mengambil bagian di ekonomi digital," kata Johnny.

Johnny yakin platform buatan anak bangsa bisa menunjukkan taji di industri ekonomi digital. Oleh karenanya, ia mengatakan Kominfo fokus untuk mendorong program 1000 startup.

(ke halaman selanjutnya)

Wacana Tutup Facebook Mengemuka, Menkominfo Bersuara

Menkominfo Johhny G. Plate. Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto
"Kita ingin unicorn kita lebih banyak, kita inginkan unciron berkembang jadi decacorn, decacorn nanti jangan turun kelasnya, naik kelasnya," katanya.

Gubernur Nusa Tenggara Timut (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat sempat meminta agar Menkominfo menutup Facebook. Hal ini diungkap dalam pertemuan dengan kepala desa, camat, dan bupati se-NTT. Dalam acara itu ia menyebut maksud penutupan agar ke depan Indonesia punya media sosial sendiri, seperti China.

Di sisi lain Menkominfo dalam kesempatan terpisah menyatakan pembatasan akses layanan media sosial (medsos) maupun internet oleh pemerintah akan tetap terjadi ke depannya. Menurut Johnny, hal itu dilakukan apabila terjadi kekacauan di masyarakat.

"Kalau nggak mau (dilakukan) pembatasan, jangan buat kekacauan, jangan buat melanggar hukum, itu pilihan pertama dan terutama," katanya.

Johnny menuturkan, pada saat ada peristiwa yang dinilai membahayakan, maka pemerintah akan bertindak dengan melakukan pembatasan layanan medsos maupun internet. Langkah ini pernah dilakukan pemerintah saat pengumuman hasil Pilpres 2019 dan konflik di Papua.

"Maka pilihannya pertama menyelamatkan masyarakat. Menyelamatkan masyarakat dengan cara apa? Dengan cara mengambil sedikit haknya masyarakat melalui pembatasan yang sifatnya sementara, bukan pembatasan permanen," kata Sekjen Partai NasDem ini.

Halaman 2 dari 2
(agt/fyk)