Hal tersebut tertuang dalam hasil riset yang dilakukan Cisco dan AT Kearney bertajuk 5G in ASEAN: Reigniting Growth in Enterprise and Consumer Markets. Disebutkan teknologi 5G menghadirkan banyak kelebihan dibandingkan 4G, paling terasa kecepatan data.
"Kecepatan data akan lebih kencang 50 kali ketimbang 4G. Ini membuat kecepatan download makin kencang. Biaanya di 4G mendownload butuh 30 menit, di 5G hanya butuh beberapa detik saja," ujar Dharmesh Malholtra, Managing Director and Service Provider Cisco ASEAN saat menyampaikan hasil riset di Hotel Mandarin, Jakarta, Senin (7/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kamu duduk di sini dan orang di negara lain, saat ngobrol pasti merasakan ada jeda. Tapi berkat 5G jeda itu hilang," ungkap Dharmesh.
Dengan kecepatan lebih ngebut disertai latensi lebih rendah memberi imbas pada meningkatnya jumlah pelanggan data di kawasan ASEAN. Berdasarkan riset Cisco, jumlah pelanggan layanan 5G akan mencapai 200 juta orang pada 2025. Di Indonesia sendiri diperkirakan mencapai 100 juta.
"Dari layanan 5G, opertor bisa ambil untung USD 1,4-1,8 miliar. Dari enterprise USD 620 - 780 juta, sisanya dari konsumen. Paling besar memang dari enterprise," pungkas Dharmesh.
(afr/fay)