Noda Hitam dalam Perjalanan Gemilang Jack Ma
Hide Ads

Noda Hitam dalam Perjalanan Gemilang Jack Ma

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 11 Sep 2019 12:59 WIB
Noda Hitam dalam Perjalanan Gemilang Jack Ma
Jack Ma. Foto: Getty Images
Jakarta - Perjalanan Jack Ma sampai pensiunnya penuh prestasi gemilang. Tangan dingin dan karismanya menjadikan Alibaba raksasa e-commerce yang disegani. Namun tak ada manusia yang sempurna, ada beberapa noda hitam dalam perjalanan Jack Ma.

Apa saja? Berikut di antaranya yang dihimpun detikINET dari berbagai sumber:

Skandal Alipay

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alipay diluncurkan pada tahun 2003 oleh Taobao, divisi bisnis Alibaba. Nah pada tahun 2010, bank sentral China mengeluarkan regulasi lisensi untuk penyedia layanan pembayaran pihak ketiga serta panduan terpisah untuk institusi pembayaran yang dibiayai pihak asing.

Untuk memenuhi aturan itu, Alipay direstrukturisasi menjadi perusahaan domestik yang dikontrol dan dimiliki oleh Jack Ma. Transfer kepemilikan itu menjadi kontroversial karena Yahoo dan Alibaba selaku pemegang saham terbesar Alibaba dan juga mengendalikan Alipay tidak diberi informasi apapun soal itu.

Ma banyak dikritik karena aksinya dianggap mencederai kepercayaan investor mancanegara. Sampai sekarang, insiden itu masih menyisakan misteri karena tidak ada penjelasan yang memadai mengenai aksi diam-diam Jack Ma.



Ada yang menganggap Ma memang tidak akur dengan Yahoo yang terbukti kemudian Alibaba membeli kembali saham yang dibeli oleh Yahoo. Pada Juli 2011, pihak-pihak yang berkepentingan duduk bersama dan masalah tersebut dianggap sudah selesai.

"Alibaba Group dan pemegang saham besarnya, Yahoo dan Softbank, berkomitmen melakukan negosiasi untuk menyelesaikan isu terkait Alipay untuk kepentingan semua pihak," demikian pernyataan Alibaba kala itu.

(ke halaman selanjutnya)

Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

Foto: istimewa
Taobao kerap masuk dalam daftar hitam atau blacklist yang disusun oleh lembaga perdagangan pemerintah AS, US Trade Representative atau USTR. Alasannya karena maraknya barang palsu atau bajakan yang dijual di sana, walaupun selalu dibantah oleh pihak Taobao.

Jack Ma pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial soal itu. "Masalahnya adalah produk palsu saat ini kualitasnya lebih baik dan harganya lebih bagus ketimbang aslinya. Barang-barang itu berasal dari pabrik yang sama, dengan material yang persis sama," sebut Jack.

"Kami memang harus melindungi properti intelektual, kami harus melakukan apapun untuk menghentikan barang palsu, namun para OEM membuat produk dan harga lebih baik," tambahnya.

Pernyataan itu dikecam sana-sini sehingga akhirnya Jack Ma pun meralat ucapannya. "Saya tak akan memberi toleransi bagi siapapun yang melanggar properti intelektual milik orang lain," ujarnya beberapa waktu kemudian.

Alibaba pun pernah digugat perusahaan fashion Prancis, Kering, yang menjual produk mewah seperti Gucci dan Yves Saint Lauren menggugat Alibaba karena dinilai mendorong penjualan barang bajakan dan mengambil untung besar.

Ekspansi Internasional Tersendat

Foto: Reuters
Beberapa pihak menilai, ekspansi internasional Alibaba di bawah Jack Ma kurang berkibar. Ma juga gagal melakukan akuisisi MoneyGram, layanan transfer uang yang mungkin akan sangat membantu Alibaba di kancah global. Jack ingin MoneyGram bisa memperluas jangkauan global Ant Financial.

Awal 2018, Ant Financial Service Group, perusahaan di bawah komando Jack Ma berniat mengakuisisi MoneyGram. Namun aksi tersebut diblok oleh pemerintahan Donald Trump.

Ant Financial pada tahun 2017 sebenarnya telah sepakat menggelontorkan uang USD 1,2 miliar atau di kisaran Rp 16,1 triliun untuk membeli MoneyGram. MoneyGram diketahui beroperasi di 200 negara.

CEO MoneyGram, Alex Holmes, mengatakan perusahaannya gagal mendapat persetujuan dari Committee on Foreign Investment, regulator yang berwewenang menangani akuisisi itu. Alasannya terkait keamanan nasional di mana data MoneyGram dikhawatirkan dipakai untuk memata-matai warga AS.

"Meskipun kami sudah mengupayakan yang terbaik untuk bekerja sama secara kooperatif dengan pemerintah AS, menjadi jelas sekarang bahwa merger ini tidak akan disetujui," sebut Alibaba.

Dukungan Pada Sistem Kerja 996

Foto: GettyImages
Awal tahun ini, sistem kerja 996, yaitu bekerja dari jam 9 pagi sampai 9 malam selama 6 hari seminggu, jadi pembahasan heboh di China karena meski sudah jadi budaya, dianggap tidak manusiawi. Jack Ma secara terbuka membela sistem kerja tersebut.

"Secara pribadi, aku yakin adalah berkah jika bisa bekerja 996 karena banyak perusahaan dan individu yang ingin bekerja 996 tidak mendapatkan kesempatan itu," kata dia.

"Seandainya kalian tidak bekerja 996 saat masih muda, kapan kalian akan melakukannya?" kata pria yang rencananya pensiun dari Alibaba tahun ini.

Jack Ma kemudian sedikit melunak. "996 yang nyata harus menghabiskan waktu untuk belajar, berpikir dan mengembangkan diri. Orang yang mengikuti 996 harus menemukan passion di sana dan kebahagiaan mereka di samping uang," tulisnya dalam komentar terbaru.

Orang terkaya di China ini menambahkan masalah 996 takkan eksis jika karyawan suka dengan pekerjaannya. "Jika kalian menemukan pekerjaan yang kalian sukai, masalah 996 tidak ada. Jika kalian tidak menyukainya, setiap menit bekerja adalah siksaan," imbuh dia.

Halaman 2 dari 4
(fyk/krs)