Berdasarkan data penonton, Esport Chart mengungkap partai final TI9 yang mempertemukan OG dan Team Liquid ditonton sebanyak 1,96 juta orang. Angka tersebut memecah rekor yang sebelumnya ditorehkan pada turnamen TI8 yaitu 1,21 juta penonton.
Ajang yang memasuki tahun kesembilan penyelenggaraannya itu juga berhasil memecahkan rekor hadiah pertandingan eSport. Total hadiah yang diperebutkan mencapai USD 34 juta atau sekitar 484 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang juara TI9, tim OG turut mengukir sejarah. Mereka berhasil mempertahankan gelar yang diraihnya tahun lalu di ajang TI8.
Hal itu belum ada sebelumnya selama sembilan tahun penyelenggaraan di mana sebuah tim mampu menjadi juara dua tahun berturut-turut.
Hadiah yang tiap personil OG dapatkan pun mencetak rekor. Tidak saja pada ajang eSport, melainkan juga kejuaraan olahraga konvensional.
Baca Selanjutnya: Pertahankan Gelar, OG Sabet Hadiah Rp 221 Miliar
Pertahankan Gelar, OG Sabet Hadiah Rp 221 Miliar
Foto: Reuters
|
Tim yang beranggotakan Ana, Topson, Ceb, JerAx dan kapten tim, N0tail kembali mengangkat Aegis of Champions untuk kedua kalinya setelah tahun lalu juga memenangi The International 2018. Ini menjadi rekor baru sebuah tim jadi juara dua kali berturut-turut sepanjang sembilan tahun penyelenggaraan.
Pada partai final yang dihelat Minggu sore (25/8/2019) di Mercedes-Benz Arena Shanghai, China, berlangsung dalam format best of 5. OG berhasil menundukkan Liquid yang merupakan juara TI 2017 dengan skor 3-1.
Di babak pertama Liquid berhasil memetik kemenangan. Ketinggalan satu angka membuat OG mengubah strategi di babak kedua dan berhasil menyamakan kedudukan.
Pada babak ketiga dengan menerapkan strategi yang sama, OG tampil mendominasi sehingga berhasil mencuri poin lagi. Kendati tampil dengan cukup agresif di babak keempat, Liquid tak berhasil menembus markas OG.
Menutup partai final, OG akhirnya tampil sebagai pemenang. Dengan keberhasilannya itu tim yang berasal dari Eropa ini menggondol hadiah USD 15,6 juta atau sekitar Rp 221,7 miliar. Setiap pemain diberikan hadiah tambahan masing -masing sebesar USD 3 juta atau Rp 42 miliar.
Akankah OG berhasil mempertahankan gelar jawaranya tahun depan? Kita tunggu saja, gelaran TI10 bakal berlangsung tahun depan di Stockholm, Swedia.
Baca Selanjutnya: Fakta Menarik OG, Sang Juara Bertahan Turnamen Dota 2
Fakta Menarik OG, Sang Juara Bertahan Turnamen Dota 2
Foto: Reuters
|
OG berhasil mengalahkan Liquid dalam partai final yang dihelat pada Minggu (25/8/2019) di Mercedes-Benz Arena, Shanghai, China, dengan format pertandingan best of five. Sebagai ganjarannya, mereka berhasil membawa pulang hadiah sebesar USD 15,6 juta atau sekitar RP 221,7 miliar.
Berikut adalah profil dan fakta-fakta menarik tim OG yang berhasil menjuarai The International 2019 yang dirangkum detikINET dari berbagai sumber.
1. Berdiri Pada Tahun 2015
Tim OG pertama kali didirikan oleh Johan 'n0tail' Sundstein, yang merupakan mantan pemain tim Secret, pada tahun 2015. Saat itu mereka mengusung nama (monkey)Business.
Sundstein mendirikan (monkey)Business bersama Tal 'Fly' Aizik, David 'MoonMeander' Tan, Amer 'Miracle-' Al-Barkawi dan Andreas 'Cr1t-' Nielsen. Setelah menguasai turnamen Frankfurt Major 2015, popularitas mereka mulai menanjak dan mereka kemudian mengusung nama OG.
2. Tim Pertama yang Menangi Empat Dota Major Championship
Tidak lama setelah dibentuk, OG berhasil menjuarai turnamen Dota 2 Frankfurt Major 2015. Turnamen ini merupakan bagian dari Dota Major Championship yang diadakan pertama kali oleh Valve pada tahun 2015.
Setelah itu, dominasi OG semakin tidak terbendung. Mereka berhasil memenangkan Manila Major 2016, Boston Major 2016 dan Kiev Major 2016. Tim yang berbasis di Eropa ini berhasil menjadi tim pertama yang memenangkan empat Dota Major Championship.
3. Susah Payah Juarai The International 2018
Tim OG mulai berpartisipasi di kompetisi The International pada tahun 2016. Sayangnya pada kompetisi tersebut dan tahun berikutnya mereka belum berhasil menjadi juara.
Pada tahun 2018, OG ditinggal dua pemainnya yaitu Fly dan Gustav 's4' Magnusson. Karena pergantian susunan pemain yang telah melewati tenggat waktu, mereka pun tidak memenuhi syarat untuk diundang secara langsung ke The International 2018 (TI8) atau pun mengikuti Regional Qualifiers.
Tim OG pun diminta untuk bermain melalui Open Qualifiers. Dengan susah payah dan mengusung status sebagai underdog, mereka berhasil menncapai babak final TI8 dan memenangkan turnaman tersebut setelah mengalahkan PSG.LGD 3-2.
Tim OG pun berhasil menjadi tim pertama yang memenangkan turnamen The International lewat Open Qualifiers.
4. Rambah eSport Lain
Walau saat ini fokus pada Dota 2, OG mulai merambah eSport cabang lain yaitu Super Smash Bros. Pada Mei 2018, OG berhasil menggaet James 'Swedish Delight' Liu sebagai pemain Super Smash Bros. pertama mereka.
5. Kalah Lawan AI
Setelah memenangkan The International 2018, OG mencoba sesuatu yang berbeda yaitu memainkan Dota 2 sambil melawan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). AI ini dikembangkan oleh organisasi riset, OpenAI.
Dalam kompetisi yang berlangsung di San Fransisco, AS pada April 2019, OG langsung berhadapan dengan lima bot AI yang telah dilatih menggunakan machine learning. Dalam game dengan format best of three, bot AI buatan OpenAI berhasil mengalahkan juara dunia Dota 2.
6. Cetak Rekor di The International 2019
OG kembali mengikuti kompetisi Dota 2 The International 2019 (TI9) dengan susunan pemain Johan 'N0tail' Sundstein, Anathan 'ana' Pham, Topias 'Topson' Taavitsainen, SΓ©bastien 'Ceb' Debs dan Jesse 'JerAx' Vainikka.
Mereka berhasil diundang langsung ke TI9 setelah berhasil menyelesaikan Dota Pro Circuit musim tersebut di peringkat 12 teratas. Mereka berhasil masuk ke babak final dan mengalahkan Liquid dengan skor 3-1.
Kali ini, OG tidak hanya berhasil menjadi juara tapi juga mencatat sejarah baru sebagai tim pertama yang menjadi juara dua kali berturut-turut sepanjang sembilan tahun penyelenggaraan.
Baca Selanjutnya: Ketika Hadiah Kejuaraan eSport Makin Menggila
Ketika Hadiah Kejuaraan eSport Makin Menggila
Foto: Reuters
|
Tampil gemilang mengalahkan tim Liquid di partai final TI9, OG diganjar hadiah USD 15,6 juta atau Rp 221,7 miliar. Total hadiah yang diberikan turnamen ini sendiri USD 34 juta atau Rp 484 miliar.
Konsultan eSport Red Breslau mengatakan dengan hadiah USD 15,6 juta, masing-masing pemain OG akan mendapatkan USD 3,1 juta atau Rp 44 miliar . Raihan tersebut jauh lebih besar ketimbang yang didapat Tiger Woods. Atlet golf asal AS itu mendapat hadiah USD 2,07 juta pada turnamen Master 2019.
Bahkan hadiah juara tunggal turnamen tenis bergengsi Wimbledon sedikit lebih rendah ketimbang yang diraih tim yang beranggotakan Ana, Topson, Ceb, JerAx dan kapten tim, N0tail. Petenis Novak Djokovic dan Simona Halep mendapatkan hadiah USD 2,9 juta.
Tidak hanya jawara TI9 saja yang mendapat hadiah yang besar. Sebagai runner-up, tim Liquid mendapatkan hadiah USD 4,4 juta atau 62 miliar. Bila dibagi rata, masing-masing mendapatkan sekitar USD 892 ribu atau Rp 12,7 miliar.
Sebelumnya, perhelatan Fortnite World Cup pada Juli lalu, Kyle Giersdorf yang tampil sebagai jawara mengantongi hadiah uang USD 3 juta atau sekitar Rp 42 miliar. Total hadiahnya sendiri USD 30 juta atau sekitar Rp 420,6 miliar.