Papua Sedang Tak Kondusif, Bagaimana Nasib 'Tol Langit'?
Hide Ads

Papua Sedang Tak Kondusif, Bagaimana Nasib 'Tol Langit'?

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 22 Agu 2019 17:31 WIB
Dirut Bakti Anang Latief. (Foto: Adi Fida Rahman/detikINET)
Jakarta - Situasi di Papua sedang tidak kondusif. Di waktu bersamaan, pemerintah juga terus mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur internet cepat di Bumi Cendrawasih dan sekitarnya, lewat proyek "Tol Langit".

Terkait hal itu, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latief menegaskan bahwa kondisi yang terjadi di Papua saat ini tidak mempengaruhi kelanjutan dari proyek nasional tersebut.

Sekedar informasi, Bakti merupakan Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang punya tugas utama melakukan pengelolaan program Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dan Informatika. Bakti, yang sebelumnya bernama BP3TI, bertanggung jawab kepada Menkominfo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Enggak. Kebeneran sudah selesai semua. Jadi nggak ada (pengaruhnya). Pembangunan fisik sudah selesai semua," ungkap Anang di acara diskusi mengenai Kegiatan Digital di Perbatasan, Jakarta, Kamis (22/8/2019).




Anang mengatakan, konstruksi "Tol Langit" berupa pembangunan infrastruktur internet cepat Palapa Ring Paket Timur, yang mencakupi wilayah Nusa Tenggara Timur-Maluku-Papua Barat-Papua, sudah rampung dikerjakan pada pertengahan bulan ini. Pihaknya kini sedang menguji ketahanan dan stabilitas akses jaringan bersama PT Palapa Timur Telematika selaku konsorsium pemenang lelang di area ini.

"Sedang dalam stability test. Itu bukan stabilitas keamanan. Tes ini enggak ada hubungannya dengan yang terjadi di Manokwari. Jadi stability test ini membiarkan perangkat ini live, terhubung koneksi, dgn kita tes beberapa beban trafik. Beban trafik yang kita simulasikan bahwa jarinagn ini kualitasnya memenuhi standar teknis internasional," jelasnya.

Palapa Ring dibagi ke dalam tiga paket, yaitu paket barat, paket tengah, dan paket timur. Khusus untuk paket timur, pembangunan infrastruktur ini akan menjangkau 35 kota/kabupaten yang tersebar mulai dari Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Untuk menghubungkan 35 kota/kabupaten ini, setidaknya kabel serat optik sepanjang 8.454 kilometer digelar oleh PT Palapa Timur Telematika selaku konsorsium pemenang lelang yang dilakukan oleh Kominfo. Terkait 8.454 kilometer ini sudah mencakup penggelaran kabel darat, kabel laut, dan radio microwave.








(agt/krs)